12 Rabiul Awal

Malam ini negeriku dijual dimuka TV

Urusan rakyat dikemas dalam agenda dan siaran kasat mata (begitu nyata dan seperti nyata)

Hampir-hampir pongah

Akselerasi opini yang menggelitik kesombongan kecenderungan bertindak (anarchi)

Menyemburat,

Mengamarah,

Amburadul.

Dan diampun bersimbah peluh (darah)

Tepian malam ini, negeriku masih dijual dimuka TV

Habitat sehabitat

Orang seorang

Hampi-hampir transaksi

Akadnya tertunda adzan subuh

Reformasi identitas

Hari ini negeriku masih ada yang menjual dimuka TV

Akanan asa terjual sebagai tumbal kecerdasan anak bangsa

Proses penegakan

Intuisi

Diantara simbol dan norma (Pancasila dan UUD 45)

Wajah negeriku masih carut marut dan masih ada yang mau menjualnya dimuka TV

Alasan ini mulai bisa dimengerti

Nampak jelas dalam rona niat seniat

Geliat anak negeri terlihat tertatih-tatih menuju Visi

Sekat menyekat selalu dalam tembok-tembok peradaban segaris lain titik

Ada yang masih mau menjual negeriku dimuka TV

Refleksinya mulai bersinergi menuju suatu bangun

Energi 12 (dua belas) robiul awal

Jangkar-jangkar ruang dan waktu

Aku mulai sujud, tanpa harus kubaca reklame dimuka TV

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Reply