Malam ini negeriku dijual dimuka TV
Urusan rakyat dikemas dalam agenda dan siaran kasat mata (begitu nyata dan seperti nyata)
Hampir-hampir pongah
Akselerasi opini yang menggelitik kesombongan kecenderungan bertindak (anarchi)
Menyemburat,
Mengamarah,
Amburadul.
Dan diampun bersimbah peluh (darah)
Tepian malam ini, negeriku masih dijual dimuka TV
Habitat sehabitat
Orang seorang
Hampi-hampir transaksi
Akadnya tertunda adzan subuh
Reformasi identitas
Hari ini negeriku masih ada yang menjual dimuka TV
Akanan asa terjual sebagai tumbal kecerdasan anak bangsa
Proses penegakan
Intuisi
Diantara simbol dan norma (Pancasila dan UUD 45)
Wajah negeriku masih carut marut dan masih ada yang mau menjualnya dimuka TV
Alasan ini mulai bisa dimengerti
Nampak jelas dalam rona niat seniat
Geliat anak negeri terlihat tertatih-tatih menuju Visi
Sekat menyekat selalu dalam tembok-tembok peradaban segaris lain titik
Ada yang masih mau menjual negeriku dimuka TV
Refleksinya mulai bersinergi menuju suatu bangun
Energi 12 (dua belas) robiul awal
Jangkar-jangkar ruang dan waktu
Aku mulai sujud, tanpa harus kubaca reklame dimuka TV