Categories
Book Reviews Treasure

Pengaruh Amerika Serikat atas Jepang

Setelah berbincang cukup lama dengan teman-teman dan pembimbing literasi kami, aku jadi tahu banyak hal tentang Jepang. Mulai dari struktur sosial masyarakat Jepang sebelum era Revolusi Meiji, atau tentang persekutuan Jepang dan Inggris pada Perang Dunia I, hingga perihal pengaruh AS atas Jepang sebagaimana diperlihatkan dengan gamblang di dalam novel Norwegian Wood ini.

Revolusi Meiji adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Jepang, yang sekaligus menjadi titik balik segalanya. Setelah Revolusi Meiji meletus, Jepang, dengan segala cara, kemudian mengirim para pemuda-pemudinya untuk belajar ke Barat. Dengan begitu, saat kembali ke negerinya, para pemuda dan pemudi yang dikirim diharapkan bisa mengubah dan membuat negerinya menjadi negeri maju sebagaimana negeri-negeri di Barat.

Mujurnya, Jepang dipenuhi oleh para pekerja keras dan orang-orang disiplin. Jadinya, harapan para pemimpin ketika mengirim pemuda-pemudinya ke luar negeri untuk belajar supaya kelak dapat memajukan negerinya benar-benar terwujud. Kurang dari seratus tahun, lihatlah, kini Jepang benar-benar menjadi negeri maju dan modern.

Namun, kemajuan yang dirasakan Jepang sekarang tentu tidak dicapai dengan mudah. Aku ingin menggarisbawahi satu peristiwa yang membuat Jepang benar-benar terpuruk, yaitu saat Amerka mengebom Hiroshima dan Nagasaki. Itu adalah serangan balasan Amerika, karena sebelumnya Jepang secara tiba-tiba mengebom pangkalan militernya di Pearl Harbour, Hawai.

Nah, pada masa sulit itulah pemuda-pemudi yang telah kembali dari Barat benar-benar jadi salah satu tulang punggung kebangkitan Jepang. Mereka bekerja sama bahu-membahu dengan masyarakat dan pemerintah untuk kembali memperbaiki Hiroshima dan Nagasaki. Dengan segala ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari Barat, mereka menambal tanah yang telah terkontaminasi bom atom dengan tanah baru supaya dapat ditanami tanaman kembali. Biar nanti, anak-anak dan cucu-cucu mereka tidak hidup dalam kesusahan.

Selain itu, pemuda-pemudi yang telah kembali dari Barat juga membawa kebudayaan Barat di dalam dirinya. Dalam novel ini misalnya, kita bisa tahu betapa besar pengaruh Barat terutama AS, atas Jepang. Mulai dari kebiasaan seks bebas, pergaulan antar teman, sampai ke fashion dan selera musik serta buku bacaan.

Haruki Murakami menggambarkan dengan rinci buku-buku yang sering dibaca oleh Watanabe. Hampir semua buku yang dibacanya berasal dari Barat. Misalnya buku War and Peace dan The Catcher in The Rye. Tak hanya itu, ia pun mendengarkan musik dan lagu-lagu dari Bob Dylan, Ray Charles, sampai Carole King. Sampai-sampai, pada masa itu, Jepang mulai menghalalkan blue film ditayangkan di bioskop-bioskop. Intinya, pengaruh Barat tak hanya dirasakan di ranah akademik, tapi juga di kehidupan sosial masyarakatnya.

Untuk perumpamaan, bayangkan saja kita kuliah di Belanda selama empat atau enam tahun. Saat pulang ke Indonesia, pasti ada kebiasaan atau tindak-tanduk orang Belanda yang menempel di diri kita. Kebudayaan mereka tak akan sepenuhnya lepas dari alam bawah sadar kita.

Contoh kecilnya begini. Di pesantrenku, santri dibiasakan untuk jajan hanya lima ribu sehari, salat berjamaah di masjid, dan dilanjutkan wirid dan doa. Saat liburan tiba, kebiasaan tersebut biasanya akan terbawa sampai ke rumah masing-masing. Setidaknya, begitulah yang aku rasakan. Lingkungan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk diri kita. Jadi, pintar-pintarlah memilih lingkungan tempat kita bergaul.

Judul Norwegian Wood | Penulis Haruki Murakami | Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia | Tebal 423 hal | Peresensi Salma Damayanti Khoerunissa | Penyunting Ridwan Malik

By SDKhoerunissa

a woman who believe in freedom

Leave a Reply