Categories
Book Reviews Treasure

Menyelesaikan Masalah dengan Cerdas

BAB 21-23.

Banyak sekali permasalahan dalam cerita ini yang bisa kita ambil hikmahnya. Berdasar pada apa yang saya baca, Allan selalu mengatasi permasalahan dengan sangat mudah dan tidak tergesa-gesa.

Daripada ego dan amarah, bersikap tenang memang harus didahulukan dalam menyelesaikan masalah. Perbandingannya akan jauh sekali jika menyelesaikan suatu permasalahan dengan mengedepankan ego atau amarah. Bukannya selesai, ego dan amarah malah akan memperburuk keadaan, dan sering kali berakibat fatal untuk kita. Orang-orang terdekat dan lingkungan pun akan terkena dampaknya.

Ya, semisal, orang-orang terdekat akan kena semprot amarah kita yang tidak terkontrol. Dan bisa jadi, hal itu membuat kita berkelahi dengan orang-orang terdekat.

Pada bagian ini, permasalahan yang menimpa Allan adalah ketika keberadaannya diketahui oleh seorang inspektur kepolisian. Si inspektur menyebut Allan seorang tahanan karena kasus pembunuhan yang telah dilakukanya kepada pemilik koper yang ia curi (sebenarnya tidak sengaja terbawa olehnya).

Allan memang membunuh pemilik koper tersebut. Malahan, ia mengatasinya dengan sangat mudah. Oleh karena itu, ia pun harus menghadapi interogasi si inspektur untuk menjelaskan kasus pembunuhan yang melibatkannya.

Namun berkat kecerdasannya, Allan bisa mengelabui si inspektur dengan memutarbalikkan pembicaraan yang membuat si inspektur kewalahan. Dengan ketenangan yang luar biasa, ia menunjukkan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan oleh aparat tidaklah berkaitan dengan kasus pembunuhan tersebut.

Pihak kepolisian tak berdaya di hadapan Allan, dan akhirnya ia pun menenggak kebebasan dengan cara paling indah.

BAB 24-26

Menjadi cerdas itu menyenangkan. Tidak harus kerja keras, seperti yang dilakukan Allan saat mencari Yury, teman lama yang pernah membawanya ke Rusia.

Ceritanya, Allan sedang mencari Yury di suatu tempat di tengah kerumunan yang semuanya menggunakan pakaian sama tanpa terkecuali. Ia melakukan hal yang begitu menarik, yang mungkin tidak akan terpikirkan oleh kita. Untuk mencarinya, ia lantas membuat poster yang digantungkan di lehernya yang bertuliskan: NAMAKU ALLAN EMMANUEL.

Dengan begitu, Allan bisa menemukan Yury dengan mudah. Atau mungkin lebih tepatnya, Yury-lah yang menemukan Allan. Tapi intinya, mereka berdua kemudian bisa bertemu kembali.

BAB 27-29

Akhir dari novel ini menceritakan Allan yang sudah berusia 100 tahun. Di usia selapuk itu, ia masih bisa mengabdikan dirinya kepada Negara Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak untuk membuat nuklir, dan ia pun menerimanya dengan senang hati.

Akan sangat menarik dan lebih seru jika anda membaca novel ini secara langsung. Ciao!

Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Muhamad Nur Ihwan | Penyunting Ridwan Malik

By Muhamad Nur Ihwan

Lahir di Bandung, tanggal 21 Mei 2004.saya anak ke tiga dari 4 bersodara. Sekarang saya masih tinggal di Bandung, sekolah di Aminul Ummah yang berada di Garut. aktivitas yang saya suka adalah makan dan tidur ataupu bermalas malasan yang memang hal itu tidak produktifitas akan tetapi selama saya di Aminul Ummah saya mendapat beberapa kemampuan yang bermanfaat bagi orang di sekitar saya seperti dalam mengelas yang bisa menghasilkan beberapa kerajinan. selain mengelas saya di Aminul Ummah belajar beberapa seni musik seperti bermain gitar dan lain sebagainya, dalam hal membaca buku juga saya menyukainya.

Leave a Reply