Categories
Social Sciences

Apa Salahnya Mencintai Hewan?

Kalian tahu apa itu persahabatan? Persahabatan memang susah untuk dijelaskan, ia muncul begitu saja, melekat dan memberi warna dalam hidup. Namun karena kita hidup di dunia yang semuanya membutuhkan penjelasan, maka persahabatan bisa berarti kepercayaan pada seseorang atau sesuatu yang tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Persahabat bisa terjadi kepada siapa saja, kepada apa saja, tak terkecuali antara manusia dan hewan.

Ternyata, kita juga bisa bersahabat dengan hewan. Bersahabat dengan hewan juga bisa membantu menghilangkan stress. Tetapi kalau kita tidak bisa mengurus hewan tersebut, bukannya menghilangkan stress, malah menambah rasa stress. Kita juga harus memberi kasih sayang kepada hewan, seperti memberi makan dan minum, memandikan dan membersihkan kotorannya. Kalau kita memperlakukannya dengan kasar, selalu memukul atau memainkannya, atau juga tidak diberi makan, mereka akan stress dan berujung kematian. Kalau saja hewan mempunyai akal, pasti mereka akan memberi perlawanan terhadap manusia.

Dalam novel Animal Farm, karya George Orwell. Pada sebuah peternakan milik pak Jones yang dihuni bermacam-macam hewan ternak seperti sapi, ayam, kuda, domba dan babi. Karena ketidakpedulian pak Jones pada peternakan hingga lupa memberi makan, seluruh hewan di lumbung kelaparan semua. Karena seluruh hewan sudah kesal kepada pak jones, akhirnya pada suatu malam, mereka memberi perlawanan dengan memberontak dan mengusir manusia yang ada di peternakan tersebut.

Kalian ingin tahu, hewan yang paling bersahabat dengan manusia? Hewan tersebut adalah anjing. Bahkan anjing bisa dikatakan hewan yang paling setia kepada majikannya. Kalian pernah menonton film Hachiko: A Dog’s Story (2009)? Kalau belum, sempatkanlah menonton, kalian pasti akan terharu melihat anjing yang setia menunggu tuannya, meski tuannya sudah tiada.

Tetapi, anjing dalam buku Animal Farm berbeda. Ia adalah anjing pemeberontak, bersama hewan ternak lainnya ia memberontak kepada pak jones, agar bisa merasakan kebebasan dan tak hidup sengsara. Tetapi ternyata mereka lebih sengsara dalam kelicikan dan kebohongan si babi, Napoleon. Anjing dalam Animal farm adalah pengikut setia para babi, bukanlah manusia.

Dalam buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela, karya Tetsuko Kuroyanagi, ada persahabatan antara Totto dan anjing peliharaannya, Rocki. Mereka adalah sepasangan sahabat yang serasi dan saling menyayangi. Misalnya, saat tangan Totto-chan terluka, ia tidak menyalahkan Rocki, dan hanya bilang bahwa itu hanya main-main, atas kejadian itu Rocki merasa bersalah kepada Totto-chan.

Kalian pasti akan terganggu jika ada hewan yang tidak kalian sukai mendekatimu? Kucing misalnya, pasti sebagian dari kalian tidak menyukai kucing, apalagi saat ia mendekati kalian karena ingin dielus-elus, diberi makan atau diajak bermain. Menurut pendapatku, jika kalian menjalin persahabatan dengan hewan yang tidak kalian sukai, kalian tidak akan terganggu lagi. Jujur saja, dari dulu sampai sekarang, hewan yang paling aku takuti adalah hewan-hewan kecil, salah satunya adalah serangga. Aku selalu merasa terganggu bila ada serangga di dekatku. Aku sering melihat orang lain yang berada di dekat serangga, mereka terlihat biasa saja, bahkan sampai mengambilnya, mereka tidak takut dan tak terlalu terganggu. Tentu yang aku bicarakan tadi adalah hewan yang jinak saja, beda lagi untuk hewan buas. Karena merka harus dihadapi oleh orang yang sudah profesioal.

Ternyata,di dunia ini banyak juga orang yang memelihara dan bersahabat dengan para hewan buas. Melalui internet aku membaca beberapa kisah persahabatan manusia dengan hewan buas, dan bagiku itu cukup menarik. Entah kamu memiliki hewan peliharaan atau tidak, kamu pasti sadar bahwa manusia dapat membina hubungan tertentu dengan hewan. Namun, tahukah kamu? Tidak hanya hewan tergolong jinak saja yang bisa membangun koneksi dengan manusia. Hewan buas pun disebut-sebut memiliki insting untuk membangun interspecia communication (komunikasi antar spesies) hingga terjalinnya persahabatan yang erat. Kalian bisa menemukan banyak sekali kisah persahabatan manusia dengan hewan buat melalui internet.

Tapi, bersahabat dengan hewan buas juga ada dampak negatif dan bahkan bisa sampai mengancam nyawa juga. Aku pernah membaca di internet, seorang wanita berusia 44 tahun yang tewas digigit ular berbisa peliharaannya sendiri. Jadi, memelihara hewan buas itu punya resiko dan tanggung jawab yang harus dipegang. Coba saja kalau pak Jones yang memelihara hewan buas, pasti nyawanya akan langsung melayang saat pemberontakan.

Kalian tahu kebun binatang? Tempat yang di isi berbagai macam hewan. Sebuah tempat yang bisa membuat kita mengenal dan mengetahui hewan-hewan secara langsung. Di sana kita juga bisa menjalin persahabatan dengan hewan, tetapi dengan hewan yang mudah jinak saja, seperti, monyet, burung, jerapah atau gajah, dan pastinya harus didampingi dengan petugas (yang sudah profesional) di kebun binatang.

Kebun binatang tempat memelihara atau menyiksa? Menurut pendapat dari bacaan yang kubaca, setiap hari sekitar seratus spesies hewan punah, dan manusialah yang menghancurkan ruang hidup hewan-hewan itu. Dapatkah kebun binatang membantu menjaganya dari kepunahan? Menurutku, asalkan tempat mereka bersih dari sampah dan rutin diberi makan, mereka akan baik-baik saja, jadi kebun binatang adalah tempat memelihara dan bersahabat dengan para hewan dan bukan tempat untuk menyiksa para hewan.

Selain itu, ada juga manfaat kebun binatang bagi para pecinta hewan, salah satunya melestarikan hewan agar terhindar dari kepunahan. Meski menurutku, satwa liar lebih cocok tinggal di alam bebas dari pada menjadi hewan peliharaan seperti gajah, ular, macan, monyet, babi hutan dan beruang.

Kalian tahu Andrew Kalaweit? Sosok yang mencintai dan bersahabat dengan para hewan termasuk hewan buas, ia diberi julukan “Tarzan Kalimantan.” Ia tinggal di hutan Kalimantan bersama keluarganya. Caranya bersahabat dengan para hewan di hutan bukan dengan cara memeliharanya, tetapi ia yang berkunjung ke dalam hutan dan berinteraksi dengan para hewan di sana. Menurut Andrew kalaweit, memelihara satwa liar itu sangatlah salah, “Seharusnya kan sebagai pecinta satwa mau mereka bahagia hidup di alam,” begitu katanya saat ia diundang di Podcast Close the Door. Alih-alih dijadikan hewan peliharaan, Andrew kalaweit menilai satwa liar seharusnya dibiarkan hidup di habitat aslinya.

Berbeda dengan Alshad ahmad. Sosok yang bersahabat dan mencintai para satwa liar, tetapi dengan cara memeliharanya. Ia telah mengadopsi banyak hewan, termasuk Harimau Benggala, bahkan sampai membuat kebun binatang mini, dan katanya dia tidak mau melepaskan Harimaunya ke alam bebas, karena hutan di Indonesia sangat tidak aman.

Antara Alshad atau Andrew, kalian pilih cara bersahabat yang mana? Kalau aku memilih cara Andrew kalaweit, karena satwa liar memang tidak cocok untuk dijadikan peliharaan.

Presensi Denisa Hawra Rahma | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki

Leave a Reply