Bab 1-6
Untuk pertama kalinya aku membaca novel ini. The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared karya Jonas Jonasson. Novel ini menarik dan juga rumit. Setidaknya, bagi pembaca pemula sepertiku.
Novel ini menceritakan seorang kakek berumur 100 tahun yang berkelana ke sana kemari. Mengakibatkan orang-orang kebingungan dan kelimpungan menghadapinya. Ia lahir tanggal 2 Mei 1905, dan wafat 2 Mei 2005. Benar, seratus tahun. Allan Emmanuel Karlsson namanya.
Ceritanya, pada perayaan ulang tahunnya yang keseratus, Allan kabur dari panti jompo dengan melompat melalui jendela. Awalnya aku tak mengerti mengapa ia ingin kabur dari tempat itu. Namun setelah membaca lebih jauh, aku jadi paham. Meski usianya sudah dikatakan renta, tapi ternyata jiwanya masihlah anak muda. Ia masih ingin berpetualang, dan kalau mungkin, menaklukkan dunia.
Sejak kecil Allan sudah jatuh cinta pada peledak. Ia selalu penasaran dan merasa tertantang jika ada hal yang berhubungan dengan peledak dan peledakkan. Itulah ternyata motif mengapa ia kabur. Ia ingin mengetahui lebih dalam tentang komposisi di dalam peledak. Sampai kemudian ia pandai, dan mahir membuat bom.
Allan bisa sehebat itu tentu bukan tanpa sebab. Keberhasilannya jadi seorang mahir ditempa oleh kerja keras dan perihnya kehidupan. Ia pun tak pernah lelah untuk belajar. Sifat-sifat itulah yang membuat ia akhirnya bisa dikenal dan sangat dibutuhkan.
Aku jadi mengerti. Cita-cita seharusnya tak boleh terbatas atau dibatasi oleh usia. Lihatlah Allan! Walau umurnya sudah seratus tahun, yang mungkin secara fisik dan pikiran sudah lemah, tapi ia tetap semangat mengejar mimpinya. Dalam hidup, kita hanya perlu tetap percaya dan bekerja keras. Dengan begitu, kita pasti akan menggapai apa-apa yang menjadi mimpi kita.
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Lulu Izdihar Salsabila | Penyunting Ridwan Malik