EnglishArabicIndonesian

Bala

Bala dalam kamus Al-Munawwir ada dua arti yaitu bala (bala tentara) الجيش, bala bantuan العون، النجدة, bala tentara keselamatanجيش الخلاص . Bala yang kedua yaitu bala (bencana, cobaan)البلاء ، والبلوى , bala bencana الداهية، المصيبة, tolak bala دفع البلاء . pengertian bala itu sendiri tergantung konteks bahasanya bias bermakna bencana dan bisa juga bermakna bala rombongan atau contoh bala bantuan.

Bala’ berarti nyata atau nampak, yakni ujian yang dapat menampakkan kualitas keimanan seseorang. Bala’ /ujian adalah keniscayaan hidup, itu dilakukan Allah tanpa keterlibatan yang diuji. Yang menentukan cara, waktu, dan bentuk ujian adalah Allah SWT.“Dia yang menciptakan mati dan hidup untuk melakukan bala’ (ujian) bagi kamu. Siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya (QS. Al-Mulk (67).

Menurut Imam Ghazali, bala Ada yang mutlak dan ada yang muqayyad. Mutlak di akhirat adalah jauh dari Allah, apakah sementara atau selamanya. Bala di dunia ialah kufur, maksiat dan kelakuan yang buruk. Sedangkan, bala muqayyad ialah kemiskinan, ketakutan, dan segala macam musibah.
Imam Ghazali menjelaskan arti sabar yang harus ada dalam menghadapi bala, bahwa tidak semua bala harus dihadapi dengan sabar. Kufur adalah bala, tetapi tidak boleh bersikap sabar padanya; demikian juga maksiat. Sebab, yang harus dilakukan adalah meninggalkan keduanya.

Nikmat berubah menjadi Bala
Dalam dunia modern sekarang ini kita temukan sekian banyak nikmat yang menjadi bala, tetapi juga ada bala yang menjadi nikmat. Sebab, nikmat yang tidak dibarengi dengan rasa syukur kepada Allah, maka dia akan berubah menjadi bala. Seperti kekayaan yang membuat seseorang menjadi angkuh dan sombong sehingga dia menganggap remeh orang lain. Dengan kesombongannya itu dia memamerkan kekayaannya, entah arloji rolex yang dipakainya, istrinya dengan perhiasan yang mahal, malah mungkin anaknya yang mengebut di jalanan dengan mobil mewahnya. Timbul bala. Akibatnya, dia dirampok orang, malah dilukai karena mempertahankan benda kesayangannya, dan anaknya mendapat kecelakaan akibat mengebut. Itu semua terjadi karena kesalahan dalam menyikapi nikmat.
Contoh lain adalah ketika seseorang diberikan nikmat berupa titel dan kedudukan yang tinggi, akan tetapi malah menyelewengkan nikmat tersebut sehingga berakibat kenistaan diri dan kesengsaraan. Nikmat menjadi bala karena lupa diri.
Namun, tidak sedikit pula bala itu yang menjadi nikmat, seperti seseorang yang sakit berat kemudian merintih kepada Allah, menyadari dosa selama ini, lalu mengubah jiwanya untuk mendekati Allah dan kembali taat. Simaklah pesan Nabi Muhammad saw. berikut ini:

“Iman itu dua bagian: sebagian (digunakan) dalam sabar dan selainnya (digunakan) dalam syukur.”
(HR. Baihaqy)

اَلم تر الى الّذين بدّلوا نعما الله كفرًا وّاحلّوا قومهم دار البوار
“Tidakkah engkau lihat orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekufuran dan menjatuhkan bangsa (kaum)-nya ke lembah kebinasaan?”
(QS. Ibrahim : 28)
Dalam pandangan Al-qur’an, musibah menimpa, akibat kesalahan manusia. Bala’ merupakan kepastian dan dijatuhkan Allah SWT walau tanpa kesalahan manusia. Adapun fitnah, adalah bencana yang dijatuhkan oleh Allah dan dapat menimpa yang bersalah dan tidak bersalah (Shihab,2006 : hal 16).

Peristiwa tsunami yang terbesar sepanjang sejarah telah terjadi dimasa Nabi Nuh as. Bila dikaji dari ayat-ayat al-Qur’an, adalah disebabkan oleh kedurhakaan mereka, maka itulah musibah yang menimpa orang-orang yang durhaka. Sedangkan orang-orang yang tidak durhaka diselamatkan Allah dalam perahu Nabi Nuh as. Mereka yang diselamatkan adalah:
(1) Binatang sepasang (jantan dan betina)
(2) Keluarga Nabi Nuh as, kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan kepadanya
(3) Orang-orang yang beriman
(4) Orang-orang yang tidak beriman, tetapi jumlahnya sedikit.

Dituliskan dalam al-Qur’an :

حتى اذا جاء امرنا وفار التّنّور قلنا احمل فيها من كل زوجين اثنين واهلك الاّ من سبق عليه القول ومن امن وما امن معه الاّ قليل
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
(QS.Huud (11) : 40)

Ilustrasi mendidih adalah : Bumi bergoncang/gempa terjadi, sehingga dengan periuk yang bergelegar karena mendidihnya air. Ini mengisyaratkan bahwa gempa terjadi sebelum datangnya air yang bergulung-gulung demikian besar.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply