EnglishArabicIndonesian

Batara Wishnu

Golongan Washnawa memuja Wishnu sebagai Dewa Utama, ia bertangan empat dan masing-masing tangan memegang gada, cakra (senjata bulat untuk dilempar), sangkha atau kerang bersayap dan dua buah kuncup teratai, berkendaraan garuda dan istrinya disebut Laksmi atau Syri.

Wishnu jika beristirahat tidur pada tumpukan ular-ular kobra, ular kobra menurut kepercayaanya jika ia menjelma pada waktu waktu tertentu berupa manusia.

Lambang Washnawa adalah bunga teratai kuncup, dan Wishnu pun mendapat gelar yang banyak diantaranya Hari. (Pada Syaiwa Haripun dianggap gelar untuk Syiwa)

Binatang-binatang suci pada ajaran Hindu Trimurti :
Merak, karena Kartikeya (Kumara, Skanda) biasa menungganginya dengan menjelma anak kecil.
Ular, karena kesenangan Wishnu dan dewa-dewa, terkadang ia penjelmaan seorang dewa-dewi untuk mengintai kelakuan manusia dari dekat.
Sapi, sapi lahir bersama Brahma dan biasa dirasuki roh-roh suci dan ia kendaraan Syiwa.
Gajah, sebab dianggap sebagai anak buah Ganesya dewa Ilmu dan penyingkir rintangan.
Buaya, penjelmaan dewa-dewi sungai.
Singa, ia dianggap kendaraan Durga dan penjelmaan Dewa Hutan.
Tikus, karena dianggap sebagai kendaraan Ganesya, tikuspun dianggap sebagai ternak seorang dewa, tikus-tikus itu digembalakan untuk merusakkan tanaman yang harus dirusakka.
Kera, dianggap anak buah Hanuman, kera putih dianggap keturunan langsung.
Rajawali, dianggap keturunan garuda kendaraan Wishnu.

Dalam beberapa keterangan, dipercaya Wishnu turun ke bumi sebanyak 10 kali (menitis)

1. Matsiya Awatara, Dalam Brahmana Purana, Brahma beryoga terbitlah dari tubuhnya itu : dewa-dewa, alam, weda, naga megajingga, kilat, apsara, yaksa, bidadara, bidadari, pisyaca, gandarwa, sapi, tumbuh-tumbuhan, lalu laki-laki Swayambuwa wanita Syatarupa. Dalam Manucarita (asal mula manusia), manu itu nenek moyang manusia yang bertubuh sebelah kanan laki-laki dan tubuh sebelaah kiri perempuan, ia mengawinkan dirinya sendiri dan lahirlah Sembilan anak diantaranya Ila dan Ikswaku. Manuwaiwata ketrunan ketujuh Manuswayambuwa suatu ketika menyiuk air dan mendapatkan seekor ikan, ketika akan dilepas kembali, ikan berkata :” janganlah engkau lepaskan daku”. Dan ikan itupun dipelihara. Setealah besar dilepaskan dan ikan berpesan agar Manu membuat perahu sampai tiba banjir besar (banjir pralaya), dan Manu selamat di atas puncak gunung, dan ia mengembangkan keturunan kembali yang disebut Manusia. Dalam ceritera ini Wishnu turun ke bumi menjelma menjadi ikan.

2. Kurwa Awatara

Wishnumenjelma seekor kura-kura untuk menjadikan dirinya sebagai landasan gunung Mahendra yang karam akibat perbuatan dewa-dewa yang menggunakannya sebagai alat pengacau laut susu untuk mencari amrta, amrta diminum oleh Syiwa sehingga berumur panjang tetapi lehernya menjadi biru karena sesungguhnya amrta itu adalah racun, Syiwa dinamakan juga si Leher Biru.

3. Waraha Awatara

Wishnu menjelma sebagai babi hutan yang menarik bumi kembali dengan taringnya karena dikaramkan oleh Hiranyakasyipu raja petala bumi, raja itupun dikalahkan oleh Wishnu.

4. Narasimba Awatara

Hiranyakasyipu seorang raksasa bertapa minta kesakrtian agar ia tidak dapat dikalahkan oleh siapapun baik siang ataupun malam, ia terkabul dan akhirnya ingin menguasai tempat para dewa dan dewa-dewapun takut, kemudian Wishnu menjelma menjadi seorang manusia berkepala singa, ia bisa mengalahkan raja raksasa itu pada sandiyakala (senja hari).

5. Wamana Awatara

Daitya Bali raja bangsa Asura yang adil memerintah bumi sehingga manusia menyembah Asura itu, dewa-dewa iri hati dan ingin mengalahkan bangsa Asura itu, dan para dewa pun minta tolong kepada Wishnu yang pada gilirannya Wishnu mengubah dirinya menjadi manusia kerdil dengan tinggi hanya setelempah dan datang kepada Daitya Bali minta tanah tiga langkah dan dikabulkan, maka Wishnu melakukan Triwikrama dla langkahi bumi, matahari dan sawarga, waktu terbit, tengah hari dan petang. Daitya Bali terjun ke laut dan menjelma menjadi buaya.

6. Parasyurama Awatara

Wishnu menjelma Rama pembawa kapak (parasyu) untuk membunuh semua Ksatria di India kecuali Magada, karena Kartawirya raja Punjab memaksa pada resyi Jamadagni agar menyerahkan lembu ajaib tetapi ditolak dan Jamadagni dibunuhnya, anaknya pun dendamlah dialah Rama titisan Wishnu. Ramapun memberikan India kepada resyi Kadyapa dan akhirnya ia terusir serta Ramapun menciptakan Bharat.

7. Rama Awatara

Wishnu menjelma Rama dan Parthiwipun menjelma Sitta, Sitta diculik Rawana raja raksasa dari Sri Lanka, Rama dibantu Hanuman dan Sugriwa titisan dewa yang berujud kera, Rawana dikalahkan Rama dan Sittapun kembali padanya.

8. Krisyna Awatara

Kansa raja Mathura berhati busuk sebab dipengaruhi oleh permaisuriny asendiri anak Kalaweni pemuja Mahakali. Pada suatu malam Kansapun berdiri diberanda Istananya dan dilihatnya bintang jatuh, lalu dipanggilah Brahmana untuk menjelaskan kejadian itu. “Bahwa terlihat sudah penitisan Isywara pada manusia yang dikandung Dewanaki saudara perempuan raja sendiri bernama Parwadi”.

Krisyna dilahirkan dalam palungan sapi orang Mathura, masa kecilnya sebagai anak nakal dan selamat dari amukan Kansa yang menyuruh membunuh semua anak laki-laki dari dua tahun kebawah.

Krisynapun diberi besi bulat cakra oleh dewa-dewa dan setelah itu mahirlah ia melemparkannya, maka dibunuhlah Kansa dengan cakra itu.

Krisyna menolong Pandawa yang dianggap titisan Dewa-dewa (Yudhistira titisan dewa Dharma, Bima titisan dewa Bayu, Arjuna titisan dewa Indra, Nakula Sadewa titisan Asywin dewa kembar – Mahabharata) untuk mengalahkan Kaurawa titisan Ahura.

Dalam Mahabharata Krisyna Triwikrama (berbentuk raksasa) lala member nasihat kepada Arjuna (Baghawad Ghita IV Karmajanayoga 7 – 8), diantara katanya :”Setiap kali tampak dharma goncang, timbullah adharma, aku melahirkan diri sendiri untuk pelindung kebajikan penegak hokum, pembasmi kejahatan dan inipun terjadi setiap yuga”.

“Akulah menjadi tempat tinggal abadi, Tuhan abadi” (Baghawadgita XIV Trawibhayoga)

“Krisyna terbunuh oleh seorang pemburu dalam samadi untuk kembali dalam Kwisnuan.” (Mausala Parwan)

“Krisyna bersenjatakan cakra (cakram) pemberian dewa-dewa dan dibawanya kayu palang (salib) tanda pengurbanan Wishnu sendiri.” (Krisynaawatara IV 4 – 9) Wijana.

9. Buddha Awatara

Wishnu turun menjelma Buddha sengaja mengajarkan ajaran yang salah untuk menguji manusia.

10. Kalki Awatara

Wishnu menjelma Ratu Adil Kalki berkuda putih membawa segala tentaranya untuk membangaun keadilan sempurna.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply