Batasan dan Keterbatasan

Batasan, definisi dan apapun namanya adalah jerat2 penghambat kemerdekaan diri (baca = penghambaan), nyaris semua (99 %) batasan adalah buatan manusia, dan hanya 1 % batasan yang bukan buatan manusia, yakni kedudukan manusia atas penciptanya, proses kejadiannya dan perannya di muka bumi ini.

Keterbatasan atas batasan buatan sendiri adalah kenihilan, dan yang paling krusial batasan buatan sendiri adalah mengenai “wilayah” dan “kepemilikan”, bukankah dari 2 batasan ini manusia tak mampu memahami kedudukan dirinya atas penciptanya ?, bukankah atas 2 batasan ini manusia digelapkan atas proses kejadiannya?, dan bukankah atas 2 batasan ini manusia menjadi tidak melakukan perannya di muka bumi ini ?

kemudian, ketika kita ditegur untuk tidak merusak di muka bumi ini (tidak berperan), malah dengan congkak kita jawab bahwa kita pemakmur bumi…………..innama nahnu muslihuun ……….
dan apa jawaban dari yang mahamenguasai wilayah dan kepemilikan : alaa innahum humul mufsiduuna walakin laa yasy’uruun…………..,ingatlah sesungguhnya mereka, mereka itulah yang merusak bumi ini (tidak berperan) akan tetapi mereka tidak menyadarinya……..

Maka ketika di keterbatasan itu adalah batas yang paling tidak menjadi 2 pilihan :

1. tetap berada di tapal batas itu……….,resikonya maka segala apa yang menjadi keterbatasan menjadi kambing hitam atas tak tembus batas.
hipotesisnya : bahwa tekanan yang muncul berbanding lurus dengan gaya yang datang dari tapal batas tersebut
bentuk matematisnya f = F

2. menyadari sedang berada di wilayah keterbatasan………, resikonya berserah diri dan biarkan yang mahatembus menuntun dirimemasuki wilayah luarbatas yang melegakan.
hipotesisnya : bahwa tekanan yang muncul berbanding terbalik dengan luas wilayah bidang tekan (keterbatasan)
bentuk matematisnya f = 1/A

analisa :
1. f = gaya tekan yang muncul saat diperbatasan
2. F = Beban yang muncul dari bobot tapal batas
3. A = Luas bidang tekan (kesadaran diri)
4. pada saat berada di tapal batas, peristiwa 1 diatas memiliki luas bidang tekan A = 0, maka tekanan pada saat ada di tapal batas menjadi :

f = F/A, dengan asumsi F = 1 (ada bobot tapal batas paling kecil), maka f = 1/0 harganya takterhingga = takterdefinisi. Maka dijamin tak akan tembus batas karena tekanan menjadi begitu besar bahkan takhingga atau takterdefinisi.

5. Untuk peristiwa 2 luas bidang tekan menjadi besar karena berserah diri A = takhingga/takterdefinisi, maka pada saat ada di tapal batas menjadi :
f = F/A, dengan asumsi F = 1000 (standar beban hidup), maka f = 1000/~ harganya = 0. Maka dijamin akan tembus batas karena tekanan menjadi tidak ada.

Sejatinya, ayat-ayat Qouliyah, ayat-ayat Kauniyah, hadits Nabi, fatwa ulama, dan segala ungkapan-ungkapan normatif tentang proses kejadian manusia, kedudukan manusia atas penciptanya dan peran manusia di muka bumi ini, bukanlah simbol tanpa makna, tapi bisa dicerna oleh manusia melalui hawanya, akalnya dan hatinya. Sejatinya pula, bahwa aqidah, qiyadah, syari’ah dan penataan ummat tidak bisa dipisahkan dan bahkan merupakan tuntunan yang tepat untuk dibumikan.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Reply