Belajar Tentang Pendidikan dari Jepang
Kau tahu teman?
Jepang merupakan negara yang dikenal akan keunikannya, mulai dari teknologi, pakaian, kebudayaan, dan makanannya. Jepang ternyata memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia setelah Finlandia dan Korea Selatan.
Kau tahu kenapa?
Karena Jepang sudah memiliki banyak fasilitas yang mendukung dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Menurut Survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, berada di bawah Vietnam. Berdasarkan data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang sangat rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang masuk survei, bisa dilihat bagaimana rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan?
Sebelumnya, apakah kau tahu apa arti pendidikan? Menurut Wikipedia, pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Sedangkan menurut Plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal, dengan kemungkinan tercapainya sebuah kesempurnaan.
Tapi, jika pendidikan memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan, apakah orang yang tidak mengalami atau merasakan pendidikan tidak akan mencapai kesempurnaannya?
Sebelum menentukan mana yang lebih unggul antara Jepang dan Indonesia, kau harus tahu terlebih dahulu sistem dan program dari kedua negara tersebut. Sebenarnya dalam urusan moral dan kepribadian tak jauh perbedaanya. Di Jepang lebih memilih mempraktikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, jika di Indonesia dimasukkan dalam mata pelajaran.
Perbedaan yang lain yaitu, jam sekolah. Di Indonesia pelajaran dimulai pukul 07.00 sedangkan jam belajar di Jepang baru dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 15.00
Ada lagi tentang ujian, di Indonesia ujian dijadikan sebagai acuan, bahkan sejak baru masuk Sekolah Dasar (SD), sedangkan di Jepang siswa baru mengenal ujian di kelas 4 SD atau berumur 10 tahun. Tiga tahun pertama digunakan untuk belajar tata krama. Jadi, tak heran jika tingkat kedisiplinan di negara tersebut terbilang tinggi. Baru-baru ini tahun 2020 kemarin, di Indonesia ujian nasional (UN) resmi dihapus, dan diganti Asesmen Nasional (AN) pada tahun 2021.
Kau tahu kenapa Mendikbud menghapus UN? Sebelum itu, apakah kau tahu apa itu UN? Menurut Ensiklopedia, UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat. Nah, kata guruku salah satu alasan Mendikbud menghapus ujian nasional adalah karena kurang efektif dalam sarana, prasarana maupun aturan. Apalagi negara kita mempunyai wilayah yang lumayan luas, yang terdiri dari banyak daerah, suku, dan bahasa. Pasti sarana dan prasarana setiap daerah berbeda, dan tentu tidak bisa disama ratakan. Aku jadi ingat salah satu ucapan kutipan di buku KAMU: Cerita yang Tidak Perlu Dipercayakarya Sabda Armandio. Kamu berkata, “Salut! Justru karena ada tes kita nggak perlu masuk. Kalau nanti ujian nasional kita dapat bocoran jawaban, apa menurutmu tes macam begini ada gunanya?” Ada juga sebuah film dokumenter yang juga menyinggung soal ujian nasional yaitu Temani Aku Bunda, film yang menceritakan tentang Abrar yang diminta berbuat curang saat UN 2011. Hal ini membuat bundanya melaporkan pihak sekolah ke jalur hukum. Perjuangan pun dimulai. Segala resiko mendobrak sistem ini diterima. Hasilnya? Kamu tonton saja dan lihat bagaimana endingnya.
Nah, hal ini aku pun pernah mengalaminya, ketika mengikuti UN kelas 6 SD dulu, aku juga dapat bocoran jawaban dan menurutku itu menjadi salah satu alasan Mendikbud menghapus ujian, selain mungkin akibat Covid-19 yang membuat pembelajaran dilakukan secara daring.
Mata pelajaran sekolah
Dalam hal mata pelajaran, di Jepang lebih sedikit, yang membuat siswa lebih fokus. Aku jadi ingat salah satu buku yang membahas dan menggambarkan bagaimana serunya pendidikan di Jepang, Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela, karya Tetsuko Kuronayagi. Dalam buku itu, kau akan mengenal sekolah Tamoe Gakuen. Sekolah yang terdiri dari gerbong kereta. Sekolah dengan sistem dan program pendidikan yang menarik, setiap anak boleh memilih dan mengubah mata pelajaran sesuai dengan keinginannya. Ada yang menggambar dulu, berhitung dulu, dan masih banyak hal lainnya. Jika di Jepang mata pelajaran lebih sedikit berbeda dengan di Indonesia, yang mata pelajarannya bisa terbilang banyak maka, tak jarang jika banyak siswa tertekan dengan pelajaran, jenuh dan bahkan strees.
Belajar berpikir kritis
Sebelumnya apakah kau tahu apa itu berpikir kritis? Menurut Wikipedia, berpikir kritis adalah cara berpikir manusia merespon seseorang dengan menganalisis untuk membentuk penilaian, dan menurut guruku berpikir kritis yaitu berpikir secara mendalam, tajam sampai akar-akarnya. Nah di Jepang mereka diajarkan untuk selalu berpikir kritis bahkan sejak pendidikan dasar, kalau di Indonesia siswa cenderung dihadapkan pada hafalan, hafalan lagi dan hafalan terus.
Perlengkapan sekolah
Sekolah di negeri Jepang ini mengharuskan siswa untuk mengenakan perlengkapan khusus, seperti; sepatu, tas, dan lain-lain yang disediakan pihak sekolah, dengan begitu semua nampak sama persis, berbeda dengan di Indonesia yang sering kali berlomba untuk tampil dengan sepatu, tas, dan perlengkapan sekolah lainnya yang serba terbaru dan terbaik, dan hal ini yang membuat kesenjangan sosial di sekolah lebih terasa.
Itulah beberapa perbedaan mengenai sistem pendidikan antara Jepang dan Indonesia. Ternyata jika dilihat dari beberapa perbedaan di atas, jepang lebih lebih unggul daripada Indonesia. Negara kita harus bisa mencontoh Jepang dan mengejar ketertinggalan. Indonesia negara bisa terbilang luas wilayahnya dan populasi penduduknya yang padat, namun kualitas pendidikannya sangat rendah. Kamu tahu kenapa hal ini bisa terjadi? Itu bisa terjadi karena daerah yang penduduknya yang padat sulit atau susah diatur dan lebih memerlukan banyak waktu daripada dengan luas wilayah kecil dan jumlah penduduknya yang sedikit.
Banyak film Indonesia atau tanah air yang membahas tentang bagaimana rendahnya pendidikan, seperti Laskar Pelangi. Kau tahu film ini? Film yang diangkat dari novel best seller karya Adrea Hirata, yang menceritakan tentang perjuangan anak-anak yang bersekolah di Belitung, kampung Adrea Hirata sendiri. Dari film itu, kau bisa melihat lika-liku persoalan guru yang tak mengharap imbalan, siswa yang kurang mampu dan anak-anak desa yang penuh mimpi dan motivasi. Ada juga iflm-film lainnya seperti film Sang Pemimpi, Sepatu Dahlan dan masih banyak film lainnya.
Menurutku, pemerintah berkewajiban untuk memberi kesempatan pada warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Jika seseorang tidak mendapatkan kesempatan belajar, mereka bisa menuntut hak itu kepada pemerintah kerena hal itu sudah diatur dalam perundang-undangan.
Nah, kita juga sebagai anak negeri ini harus bisa membantu pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara, belajar dengan sungguh-sungguh, tidak boleh malas dan kejar semua keinginan dan cita-cita kita, karena Education is the key to get a success!
Presensi Refa Nursalamah | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki