EnglishArabicIndonesian
Categories
Book Reviews Treasure

Pelarian Terakhir Tahun Ke-100 Si Mbah

Pengambilan suatu keputusan tidak diambil dengan cara asal tembak, asal putus, asal tunjuk, dan atau asal-asal lainnya. Dalam pengambilannya, idealnya keputusan yang diambil adalah yang maslahat untuk kehidupan bersama. Tidak untuk individu, atau hanya beberapa orang tertentu. Seharusnya, pengambilan suatu keputusan memang didasarkan pada hal tersebut. Kemudian, keputusan yang diambil pun tentu harus dilihat konsekuensi dan manfaatnya. Entah itu di ranah private state atau public state.

Semakin dekat dengan waktu kematian, atau pun kematian sebagai kemenangan dalam permainan kehidupan, pastinya kita akan dihadapkan pada masalah yang sangat berurutan rapi, bagai elektron yang disalurkan dari  Q (ubikuinon) ke Cyt (sitokrom) sehingga terjadi perpindahan elektron.

Sama halnya dengan kehidupan. Ketika balita, kita akan dihadapkan pada masalah pemahaman. Ketika anak-anak, kita akan dihadapkan pada masalah perbedaan. Masuk usia remaja, kita akan dihadapkan pada masalah keegoisan. Menginjak dewasa, kita akan dihadapkan pada tanggung jawab dan ketika masa tua datang, kita akan dihadapkan pada masalah apakah amalan ibadah dan taatku sudah cukup untuk membeli tiket abadi di surga?

Hidup bagai bermain video game. Level 1-10 akan sangat mudah, cukup menyerang prajurit kecil dan serangga-serangga. Level 11-20 melawan hewan gede, 21-30 melawan prajurit elit, 31-40 melawan hewan gede dan prajurit elit, 41-50 melawan ke-empatnya ditambah locked space; semacam tak bisa keluar sebelum mengalahkan semuanya, tak boleh setengah atau separuh. Dan pada level 51-60, mulai melawan raksasa-raksasa penjaga si raja sekaligus para prajurit dan hewan-hewan. Last game, kamu akan melawan Si Raja, si kepala dari semua kecoa-kecoa yang sudah dikalahkan di level-level sebelumnya. Karena telah berpengalaman, kamu pasti tahu mana titik lemah, kekurangan, strategi, dan sebagainya. Sampai kamu kemudian memenangkan game itu.

Jadi, jika mau usaha, hidup itu bisa seperti apa yang kamu inginkan. Tapi kalau tak mau usaha, ya sudah, cicing, tunggu saja Izrail datang. Kupikir Izrail akan muak juga dengan manusia yang tak mau usaha. Sebesar apa pun masalahnya, sok weh lawan dulu pakai pola pikir. Jangan mendahulukan perasaan, seperti rasa karunya atau rasa kasieun.

Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Reni Saputri | Penyunting Ridwan Malik

By Reni Saputri

D'amour Mou Castivaz

Leave a Reply