Huh…. Finally, akhirnya, aku bisa selesai membaca buku The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared karya Jonas Jonasson. Ternyata tidak mudah membaca novel terjemahan. Selalu terasa ada hal-hal yang kurang cocok. Dan untuk buku setebal 508 halaman, perlu perjuangan yang lumayan untuk menghabiskannya. Apalagi kalau versi Bahasa Inggrisnya. Wah tak terbayang bagaimana pusingnya. Ha-ha-ha.
Alur cerita novel ini maju-mundur. Alur maju saat si penulis menceritakan Allan dan aksinya selama hampir satu bulan meninggalkan kamar panti jompo. Alur mundur untuk menceritakan kisah hidup Allan dari lahir sampai berakhir di panti jompo. Capek banget rasanya mengikuti kisah hidup Allan selama 100 tahun yang memaksa aku untuk paham sejarah dunia. Tapi karena itu, aku jadi sedikit paham dan mengerti tentang sejarah dunia.
Di akhir cerita aku juga sedikit kaget saat Allan akhirnya hidup bersama Amanda. Walau umur mereka sangat anjlok, yang satu tua sekali dan yang satu muda sekali, tapi itu bukan halangan. It’s okay. Usia memang tidak selalu berpengaruh dalam percintaan. Yang paling penting dua insan itu sama-sama saling mencintai, dan itu sudah lebih dari cukup. Allan dan Amanda hidup bersama dalam kebahagiaan.
Dan ya…. Salah satu hal yang menurutku paling penting dari novel ini, yang bisa kita praktikkan dalam hidup yaitu, ayo kita coba bersikap santai saat menjalani kehidupan. Selalu berpikir positif walau hati menolak. Dengan begitu, maka solusi dari setiap permasalahan pasti datang.
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Lulu Izdihar Salsabila | Penyunting Ridwan Malik