Categories
Book Reviews Social Sciences Treasure

Gotong-royong; Budaya yang Tak Pernah Mati

Gotong-royong menurut KBBI adalah bekerja bersama-sama (tolong menolong, bantu-membantu). Gotong-royong adalah wujud dari pengamalan sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Gotong-royong sudah menjadi ciri khas dalam kehiduan bermasyarakat. Hampir seluruh masyarakat Indonesia menanamkan sifat gotong-royong. Bahkan bisa dikatakan sudah mendarah daging. Seperti hal yang wajib dalam kehiduan ini.

Dalam gotong-royong kita akan menemukan sifat rela berkorban untuk orang lain. Seperti berupa tenaga, waktu, pikiran dan lain-lain. Dengan begitu masyarakat akan lebih mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadinya. Seperti dalam buku Animal Farm karya George Orwell. Para binatang yang saling gotong-royong untuk membangun kincir angin.

Gotong-royong merupakan adat istiadat dalam bermasyarakat. Kita bisa menemukan berbagai bentuknya. Misalnya, membersihkan lingkungan, memperbaiki rumah, hingga membersihkan kelas. Gotong-royong bukan hanya menyelesaikan pekerjaan, tapi bisa juga mempercepat dan mepermudah pekerjaan, dan juga mempererat hubungan dengan masyarakat lainnya.

Melalui gotong-royong berarti kita juga menanamkan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat akan dengan suka rela bekerja sama dan hal itu bisa menumbuhkan persaudaraan dalam diri berkehidupan di masyarakat.

Budaya gotong-royong kini bisa dikatakan hanya ada di masyarakat pedesaan. Karena biasanya orang yang tinggal di pedesaan rasa solidaritasnya masih sangat melekat dengan hubungan kekerabatan yang masih tinggi. Mereka menilai budaya itu adalah warisan leluhur yang perlu dijaga.

Meski kota termasuk tempat yang sibuk, tapi kota-kota di Indonesia pun tak sepenuhnya menghilangkan budaya gotong-royong. Karena pada dasarnya penghuni kota dahulunya adalah penduduk desa juga. Maka dari itu masyarakat kota dan desa tidak bisa dilepaskan. Karena mereka masih membutuhkan satu sama lain, dan semuanya masih mempunyai keterkaitan.

Hampir seluruh daerah di Indonesia menanamkan nilai gotong-royong. Uniknya, istilah gotong royong di berbagai daerah di Indonesia memiliki perbedaan atau bentuk nama lainnya. Menurut Darmawan Harefa dan Fatolosa Hulu dalam Demokrasi Pancasila di Era Kemajemukan (2020). Gotong-royong di pulau Sumatra, terdapat Ngacau Gelamai dari Bengkulu. Ngacau Gelamai merupakan bentuk gotong-royong dalam membuat kudapan. Gelamai merupakan kudapan mirip dodol. Di Kalimantan ada Alak Tau dari suku Dayak Rindang Benua. Alak Tau merupakan ritual yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Ritual ini dilakukan dengan menancapkan kayu ke dalam tanah.

Di Jawa, tepatnya di Gunung Kidul, Yogyakarta, terdapat tradisi Grebuhan. Gotong-royong ini melibatkan puluhan hingga ratusan orang untuk bekerja secara sukarela untuk kepentingan bersama. Sementara itu Liliuran dari Sukabumi, Jawa Barat. Liliuran merupakan bentuk gotong-royong yang dilakukan dengan mengelola lahan secara bersama-sama. Liliuran juga diterapkan dalam kehidupan sosial lainnya, seperti membangun rumah, acara besar, dan lain sebagainya. Kalian bisa mencari sendiri di mesin pencarian, dan akan tersadar betapa gotong-royong begitu mandarah dagingnya di negara kita ini.

Maka dari itu, kita semua sebagai warga negara Indonesia harus melestarikan gotong-royong yang sudah ada sejak nenek moyang kita. Kita juga perlu meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang-orang, supaya adat istiadat gotong-royong ini tidak punah begitu saja.

Presensi Rahmah Fauziyyah | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki

Leave a Reply