Gonjang-ganjingnya Pertiwi tak menjadi alasan atas kemunculanmu
Untukan manusia tetap menjadi manusia
Simbolpun Engkau buang, normapun seakan mengalah atas ambisimu
Damainya kedunguan tak menjadi alasan atas kepergianmu
Untukan manusia tetap menjadi manusia
Rasapun engkau buang, nalarpun seakan terurai atas kehendak-Nya
Aku tidak terkejut dan tidak merasa kelabakan
Bahkan aku merasa diberi peluang
Dalam menjadikanmu sebagai aku
Untukkan titah jalin ocehmu dalam rambu-rambu utuh manusia
Rentangi jelagamu dalam jangkar-jangkar ruang dan waktu
Atau bingkai tingkahmu dalam ke-Indonesiaan-ku, bahkan ke-sundaan-ku.
Hari ini, aku tidak terkejut dan tidak merasa kehilanganmu
Manakala orang lain mengamarah nyaris menghujat dengan tahlil, tahmid dan takbirnya.
Aku disini sedang mengais akar imanmu merajut pembuluh kapiler islammu
Negeri ini butuh manusia.
Walau orang lain masih mengamarah nyaris menghujat Tuhan yang mengambilmu
Aku tidak terkejut dan tidak merasa kehilangan
Hari ini, aku sedang bersiap menjadi manusia Indonesia bahkan sunda
Impian ini adalah pucuk ihsanmu yang sering datang mendahului kesiapanku
Dan, aku terkejut bahkan kelabakan ketika harus kubuka aliran-aliran kebijakanmu.
(Allahumagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu waakrim nuzulahu wawashi’ madkholahu)