Epilog
Semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Semua orang punya punya kedua, sudah sepaket.
Buku Jonas Jonasson, The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared, mengajarkan bahwa pengalaman dapat mengasah bakat atau potensi kita. Bakat berguna untuk membuktikan kalau diri kita itu bisa melakukan sesuatu. Bakat juga berguna buat memperbanyak teman loh. Oh jangan salah, kalau kita duduk atau berada di lingkungan orang berkualitas, maka mereka pun bakal mencari partner yang berkualitas juga.
Bagaimana sih caranya kalau ingin tahu bakat kita itu apa?
Bakat bisa dilihat dari seberapa sering kita melakukan suatu hal, senang melakukan kegiatan tersebut, dan selalu mudah mengerjakannya. Hal itu bisa macam-macam. Seperti menulis, menggambar, menjahit, melukis, mengambil foto dan mengambil video. Tanpa disadari, kegiatan yang kita sukai sehari-hari itu, yang bisa dilakukan sambil rebahan, bisa menghasilkan juga. Dari yang awalnya cuma main-main karena kepo, lalu kita jadi suka dan jadi keturusan sampai jadi profesi kerja.
Seperti Allan Emmanuel Karlsson. Allan suka membuat vodka dari susu kambing dan membuat bom atom. Ia sebenarnya jenis orang yang tidak mementingkan hal-hal sepele. Oleh karena itu, ia melakukan sesuatu yang disukainya itu mengalir saja. Tak peduli pada apa pun yang penting ia suka melakukannya. Namun karena hal itulah Allan bisa berkeliling dunia dan dikenal sekaligus berteman dengan orang-orang hebat.
Kita juga bisa melakukannya. Kita harus bisa memanfaatkan bakat atau apa yang kita suka dengan baik. Caranya, kita harus berani dan siap untuk mengembangkan diri; mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang kita suka, dan membuktikan bahwa hal itu bisa berguna dan bermanfaat. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Good Luck!
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Nawal Zya Ulhaq | Penyunting Ridwan Malik