Categories
Book Reviews Reading novels Treasure

Hidup Adalah Sebuah Buku

Banyak sekali manfaat dari membaca buku. Membaca buku dapat meningkatkan kualitas otakmu. Semakin banyak buku yang kamu baca, semakin bagus juga kualitas otakmu. Komunikasi pun menjadi lancar. Karena dari membaca buku kamu akan mendapat kosa kata yang luas.

Buku-buku dikemas bersama pengetahuan. Mereka memberi kita pelajaran hidup. Mengajari kesulitan, cinta, kebahagiaan, dan setiap hal kecil yang merupakan bagian dari kehidupan. Tak hanya itu. Buku pun banyak memberi pengetahuan tentang masa lalu. Tentang peradaban dan pengalaman orang-orang terdahulu.

Sekolahku belum lama ini menerapkan program literasi. Menyediakan banyak buku untuk dibaca. Mulai dari buku agama, sastra, filsafat, sejarah, tafsir, dan masih banyak lagi.

Buku yang sudah ada tentu tak akan bisa menyalurkan ilmu jika kita tak punya niat membuka dan membacanya. Setahun sudah program literasi diterapkan, dan santri masih banyak kesulitan dalam membaca buku. Perlu waktu untuk membiasakan hal-hal semacam ini supaya bisa berjalan dengan baik. Maka dari itu, kebiasaan membaca buku penting ditanamkan sejak kecil. Ditanamkan sedini mungkin.

*

Sama halnya seperti Allan Emmanuel Karlsson. Tokoh utama, seorang kakek berusia 100 tahun dalam novel The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared karya Jonas Jonnason. Novel ini banyak mengajarkan tentang kehidupan. Mulai dari hal besar sampai hal terkecil.

Allan mengajakku berpetualang ke banyak negara. Seperti ke Swedia, Rusia, Jerman, Austria, Prancis, Amerika, Cina, Iran, Korea Utara sambil disuguhi tragedi sejarah di setiap negaranya. Buku juga yang telah membawanya bertemu dengan orang-orang penting dan terlibat dalam masalah besar.

Allan memiliki potensi dalam bidang sains. Ia dapat membuat bom. Meski begitu ia bukan seorang ahli fisika atau seorang profesor. Ia tidak sekolah tinggi untuk mengetahui segala hal tentang bom. Ia hanya belajar secara otodidak dan berguru pada buku. Buku sudah seperti peta baginya. Ke mana pun ia pergi, Allan tidak pernah tersesat.

Ceritanya Allan didatangi seorang ahli fisika, Yury Borisovich. Orang pilihan yang dikirim Stalin ke Stockholm untuk membujuk Allan agar ikut dengannya ke Moskwa demi menjalankan sebuah misi; membuat bom.

“Tetapi aku bukan ahli fisika,” kata Allan.

“Mungkin begitu, tetapi menurut sumberku kau tahu sesuatu yang ingin kuketahui.’

“Benarkah? Apa itu?”

“Tentang bom, Tuan Karlsson. Bom.”

Seperti itulah percakapan singkat yang terjadi di antara mereka berdua. Allan pun ikut dengannya menuju Moskwa. Berkat keahliannya, ia memainkan perang besar selama perang. Dari sana, dimulailah petualangannya.

Aku pikir tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa pergi ke luar negeri. Tak perlu pergi ke masa lalu untuk bisa tahu sejarah. Ada satu cara termudah, yaitu dengan membaca buku. Dengan satu kegiatan itu, kita dapat menjelajah dunia yang luas tanpa perlu ribet. Ibaratkan buku adalah sebuah pesawat, kereta, dan jalan. Ia adalah tujuan dan perjalanan. Ia adalah hidup.

 “Buku adalah pembawa peradaban. Tanpa buku, sejarah itu sunyi, sastra itu bodoh, sains lumpuh, pemikiran dan spekulasi terhenti. Buku adalah mesin perubahan, jendela di dunia, mercusuar yang didirikan di lautan waktu.”

_Barbara W. Tuchman_
 Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Asiyah Nurul Millah | Penyunting Ridwan Malik

Leave a Reply