Categories
Arts

Isra Mi’raj

Andai,

utusan Allah tak menempuh perjalanan

nun jauh di mata mungkin,

detik ini umat muslim bergelimang kelelahan

yang menarik erat waktu

membuat manusia bergerak

pada fananya kehidupan.

Namun mengapa?

Mengapa setelah diberi banyak gerak

manusia sering kali melampaui ambang batas

menciptakan surga sendiri

yang tak dirindukan Sang Nabi.

Waktu menjadi serba salah dan

tinta hitam terus mengitarinya

itu mengapa kita harus memenjarakan nafs

meski kita naffasa.

Nafsu dan naffasa

tak bisa dipisahkan seperti halnya

tubuh dan debu kecuali,

jika iman membasuhnya.

Leave a Reply