Categories
Book Reviews Review Treasure

Kepribadian Ganda

Apakah Manusia Punya Kepribadian Ganda?

Sering kali kita mendengar berita-berita tentang pembunuhan. Kita biasa menemukan kata “pembunuhan” di koran, majalah, televisi, atau yang paling sering di media sosial. Di zaman sekarang, di zaman modern ini, rasanya tak ada yang tidak tergantung pada media sosial. Seluruh umat manusia pasti punya dan menggunakan media sosial.

Menurutku, bunuh adalah kata yang seram dan kejam. Bunuh dapat didefinisikan sebagai mencabut atau mengambil nyawa orang. Kata tersebut dapat menjadi tiga kata yang berbeda: pembunuh, dibunuh, dan bunuh diri. Pembunuh memiliki makna orang yang mengambil nyawa orang lain. Dibunuh memiliki makna korban atau sasaran dari sang pembunuh. Sedangkan bunuh diri merupakan tindakan mengambil nyawa sendiri.

Aku pernah membaca buku berjudul Sesat Pikir Para Binatang karya Triyanto Triwikromo. Dalam buku tersebut, diceritakan sisi lain sifat manusia. Misalnya, dikatakan kalau pembunuh biasanya memiliki sifat penyayang. Lantas, kalau punya sifat penyayang, mengapa dia berpikiran untuk membunuh? Itu karena, berdasar buku tersebut, si pembunuh merasa memiliki saingan. Dia berpikiran bahwa dia akan kalah dalam persaingan tersebut.

Selain itu, menurutku, hal yang membuat seseorang bisa jadi pembunuh adalah rasa trauma dalam dirinya. Mungkin di masa lalu, si pembunuh pernah jadi korban bullying. Karena itu dia merasa sakit hati dan biasanya sulit untuk memaafkan si pem-bully. Dari sanalah muncul rasa dendam. Rasa ingin membalas sakit hatinya dengan balik menyakiti orang yang pernah menyakitinya. Tidak jarang kita mendengar berita pembunuhan karena bullying yang melibatkan pelajar, baik itu tingkat SMA atau bahkan SMP.

Mungkin manusia memang mempunyai kepribadian ganda. Ya, kita memilikinya dalam diri. Contoh kecilnya, kita pasti pernah menyiksa atau menyakiti makhluk yang ada di sekitar. Seperti melempari kucing dengan batu atau mencekik ayam. Bisa juga dengan membunuh serangga dan hewan-hewan kecil lainnya, atau membunuh tetumbuhan dengan mencabut akar pohon, merusak taman dan kebun.

Aku sendiri pernah melakukannya. Tentu saja aku pernah. Aku pernah mencekik ayam dan kucing, dan melakukan hal lainnya. Jadi, menurutku setiap manusia memiliki sisi lain dalam dirinya. Sisi lain dari sifat aslinya. Orang yang asalnya baik bisa menjadi orang jahat. Orang jahat bisa juga menjadi baik.

Kuncinya, sebagai manusia kita harus selalu mengingat Sang Pencipta, Allah Swt. Kita adalah hamba-hamba yang lemah. Oleh karena itu, kita harus menyayangi sesama makhluk hidup yang ada di bumi ini.

Nama Tegar Al Gifari | Tingkat 3 | Buku Sesat Pikir Para Binatang | Penyunting Ridwan Malik

By Tegar Al Gifari

Sagalak-galakna maung moal mungkin dahar turub panci

Leave a Reply