EnglishArabicIndonesian
Categories
Social Sciences Treasure

Mari Kita Akhiri Bullying Itu

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bullying adalah mengganggu, mengusik terus menerus, menyusahkan, dan menindas orang lain dengan tujuan menyiksa. Pelaku bertujuan agar target merasa tidak nyaman dalam menjalani hidup, serta menghilangkan kepercayaan diri.

Di zaman serba teknologi ini, masih banyak sekali terjadi bullying. Bullying tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, kampus, dan masyarakat, namun juga di media sosial yang dilakukan oleh oknum segala usia. Tentu ini sangat meresahkan, karena membuat korban terganggu dan mendapatkan kerugian secara psikis. Korban bullying biasanya terlihat lemas secara fisik, suara yang pelan dan berwajah lembut, terkesan putus asa, tidak banyak teman dan cenderung menyendiri atau kurang suka berada di dalam perkumpulan atau kelompok.

Bullying kerap terjadi melalui penghinaan bentuk fisik, mengucilkan seseorang tanpa alasan, dan banyak lagi. Menurut UUD Perlindungan Anak, korban bullying diberikan hak untuk menuntut ganti rugi materi atau immaterial terhadap pelaku kekerasan.

Apakah pem-bully memiliki ciri tertentu? Ya, mereka mudah dikenali. Pem-bully terkenal dengan keberaniannya dalam menyuarakan hal tertentu dalam suatu perkumpulan. Mereka juga suka berkelompok, meski terkadang dapat terjadi secara perorangan. Mereka bersuara keras, bersifat frontal sulit mengontrol pembicaraan kepada orang yang lebih lemah.

Para pem-bully biasanya dapat merasakan energi calon korbannya ketakutan dan kekhawatiran, sehingga mereka dapat dengan mudah menindas orang yang terlihat lemah. Energi yang dapat dirasakan ini menciptakan suatu sikap, dan menentukan apakah ia pemberani atau tidak.

Namun sebenarnya bullying ini dapat dihindari dengan mulai bersikap sama seperti pem-bully pada umumnya. Karena pem-bully tidak benar-benar mengenali calon korbannya yang cerdas dalam menata emosinya, sehingga terkadang membuat pem-bully terkejut karena calon korban ternyata bukan sasaran yang tepat. Terjadi reaksi terbalik, bukannya menangis malah melawan dengan keras.

Saya memiliki teman yang terlihat lemah dan pendiam, ia sering sekali di-bully oleh orang-orang di sekitarnya, ia selalu mengalah dengan alasan tidak ingin ribut. Namun pernah suatu ketika, saya menyaksikan sendiri bahwa ia bukanlah orang yang lemah seperti yang sering dibicarakan oleh orang-orang. Begini ceritanya, suatu ketika ia mendapat perlakuan tak mengenakan sama seperti biasanya dari orang yang lain, dan seketika itu juga ia menunjukkan jati dirinya bahwa ia seorang yang pemberani. Ia menyerang balik orang tersebut, karena menurutnya melampaui batas kewajaran, hingga pada akhirnya pem-bully tersebut menjadi jera dan tak melakukannya lagi.

Tentang Kepribadian

Tahukah kamu? Anak-anak ternyata mudah menangkap informasi melalui kedua mata dan telinganya. Ia menyimpannya dalam waktu yang lama, hingga ia dapat melakukan hal yang sama seperti apa yang pernah dilihatnya di lain waktu.

Antara pem-bully dan korban, mereka masing-masing memiliki pola asuh dalam keluarga dan lingkungan yang berbeda-beda. Pola ini sangat memengaruhi proses tumbuh kembangnya hingga dewasa dan akan menentukan seperti apa mereka berperilaku.

Pola asuh yang ditanamkan oleh orang di sekitarnya dengan tutur kata yang baik, akan membuat mereka mampu mengendalikan tutur kata kepada orang yang lain. Hal itu juga berlaku sebaliknya.

Walaupun tidak semua manusia memiliki sikap yang sama, namun seluruh manusia punya kemampuan untuk mem-bully. Hanya saja ada yang secara terbuka dan tak terasa mem-bully. Mereka yang blak-blakan lebih berpotensi melakukannya, meski tidak menutup kemungkinan yang pendiam dan tenang juga mampu melakukannya hanya saja dengan cara yang berbeda.

Keberagaman kepribadian ini merupakan hal yang unik dalam kehidupan, ada yang kuat dan lemah, seperti dua kutub yang berlawanan hingga terjadi hukum polaritas dan sebenarnya saling membutuhkan. Tak akan ada yang kuat bila tak ada yang lemah. Dikatakan kuat karena ia memiliki perbandingan yang lain yaitu yang lemah. Inilah yang membuat pem-bully melakukan hal itu, cara ia melamahkan orang lain, agar terlihat kuat dan berkuasa di antara yang terlihat lemah.

Bagaimana Menyikapi Bullying?

Alam semesta merupakan ruang yang berisi energi dan materi. Ilmu tentang alam semesta selalu berkembang, fisika dan astronomi memiliki keterkaitan dengan aktivitas yang terjadi di alam semesta ini.

Salah satu hukum alam semesta yang berhubungan dengan bullying adalah hukum polaritas. Contohnya, adanya siang dan malam, aparat dan pelaku kriminal, adanya ustadz dan begajul, singkatnya, adanya orang baik dan orang jahat.

Tentu saja bullying tidak dapat dihentikan, jika mereka selalu berpasangan dengan seseorang yang baik hatinya dan penyabar. Karena pem-bully biasanya mencari sasaran emosi negatifnya kepada orang yang lemah dan tidak bersalah.

Bagaimana agar kita tidak menjadi sasaran bullying? Tentunya kita harus memiliki energi yang lebih kuat atau paling tidak setara dengannya. Namun bukan dalam hal kejahatan, namun dalam hal keberanian atau semangat dalam diri. Analoginya begini, seekor singa yang memiliki kengerian tersendiri, sehingga ia mendapat julukan raja hutan, karena ia memiliki keberanian dan energi.

Bullying harus dilawan dengan keberanian dan prinsip bahwa setiap manusia memiliki hak untuk membela dirinya. Terkadang manusia perlu mempelajari dua kepribadian lain, yang tidak dimilikinya. Yang memiliki kepribadian lemah perlu mempelajari kepribadian kuat serta kepribadian lainnya agar dapat melindungi dirinya dari tindak kekerasan.

Presensi Amelia Nurfadila | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki

Leave a Reply