Suatu kasus sama seperti kertas usang yang dimakan masa. Begitulah yang aku pelajari.
Sama halnya dengan kasus Allan. Mungkin karena terlalu berbelit-belit dan terkesan tak ada akhirnya, jadinya polisi pun muntah. Angkat tangan. Secara Allan merupakan seorang pro-player.
Aku pun belajar soal menghargai seseorang. Ia yang mau dan sanggup menemani berjalan menelusuri gelapnya hidup. Seperti Allan yang selalu menghargai temannya, karena mau tetap berada satu jalan entah di saat genting ataupun santai. Begitulah seharusnya orang menunjukkan cintanya, yakni dengan saling menghagai.
Orang yang selalu ada di samping kita saat susah maupun senang, adalah orang yang siap untuk mendengar dan memberi masukan. Meski kadang kita lupa dengan orang yang care, dan malah mengutamakan orang yang tak peduli. Jika sudah begitu, pada akhirnya, kita harus siap kehilangan orang yang benar-benar peduli.
Belajarlah untuk tidak menyakiti orang yang benar-benar peduli pada kita. Dengan begitu, mungkin hidupmu akan tidak terlalu susah.
Di pesantren, aku pernah terjerat kasus. Saat itu aku melanggar peraturan pesantren, yang kemudian membuatku malu. Aku malu karena kesalahanku diumumkan di depan semua santri. Mungkin maksudnya untuk memberi efek jera.
Seminggu pertama, banyak orang membicarakan pelanggaran yang kulakukan. Tapi lambat laun, perbincangan tentang kasusku usang dimakan waktu, dan menjadi hal yang tak menarik buat dibahas lagi. Pada akhirnya, pelanggaranku itu hanya tinggal cerita, yang siap untuk diceritakan ke anak-anak baru entah buat bahan pencegahan, atau entahlah buat apa.
Bisa jadi, ada tipikal orang-orang yang senang mengungkit-ungkit masalah di masa lalu. Tapi aku berani jamin, lama-lama, mereka bakal bosan. Atau jika bukan karena bosan, masalah di masa lalu itu akan disingkirkan oleh kasus-kasus terbaru yang hangat.
Suatu hal yang trending di zaman dulu, punya 30% kemungkinan buat trending di zaman sekarang. Dan mungkin, hanya akan menjadi bahan cerita bahwa, “Aku dulu pernah…”
“Tidak akan ada gunanya mengejar seseorang yang sudah bertekad untuk melarikan diri”
Sophie Amundsend dalam Dunia Sophie
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Reni Saputri | Penyunting Ridwan Malik