Mengutarakan Isi Hati
Teman-teman tahu apa yang dimaksud dengan kesenian? Dalam Kamus Besar Bahasa Idonesia (KBBI), seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya.
Kata seni tidak hanya mengacu pada satu hal. Akan tetapi pada banyak hal yang berkaitan dengan seni. Contohnya, seni lukis. Seni lukis merupakan karya seni dua dimensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pelukis. Lukisan adalah karya seni rupa yang dibuat dengan memulas cat ke atas media kanvas.
Omong-omong, teman-teman tahu siapa saja yang bisa menghasilkan seni lukis? Jawabannya, semua orang bisa. Ya, semua orang. Dari anak kecil hingga orang dewasa bisa menghasilkan seni lukis.
Ada banyak seniman muda yang berasal dari Indonesia. Misalnya, Naufal Abshar. Ia adalah seniman asal Bandung yang menyandang nama pelukis tawa. Mengapa ia dijuluki sebagai pelukis tawa? Itu karena ia melukis makna tawa ke dalam warna. Warna dan gradasi ekspresi pada karyanya yang selalu mengandung unsur humor dan komedi. Ia menggelar pameran solo perdananya pada Januari 2018 lalu, di Galeri Art Potters, Singapura. Pameran solonya tersebut berjudul Is This Fate.
Selain Naufal Abshar, ada juga Roby Dwi Antono. Ia berasal dari Semarang. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai pagelaran seni bergengsi seperti ART Stage di Singapura, l Art Fare di Tokyo, sampai di Art Filipine. Mereka berdua adalah contoh seniman yang sukses menembus level internasional. Tentu masih banyak seniman lainnya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia. Dan semoga, akulah yang selanjutnya.
Berbicara mengenai melukis dan lukisan, tak lengkap rasanya jika tak membicarakan seniman dan karya-karya tersohor dunia. Teman-teman tahu lukisan Mona Lisa? Perempuan yang berada di lukisan terkenal itu memiliki nama asli Lisa Gheardini. Ia merupakan istri dari Franceso Del Giocondo. Seorang pria kaya asal Italia di masa lalu. Lukisan Mona Lisa ini dibuat oleh seniman legendaris Leonardo Da Vinci. Lalu, ada juga Johannes Varmeer, seorang pelukis asal Belanda. Ia melukis lukisan yang terkenal di dunia, yakni Girl With a Pearl Earring. Lukisan itu menggambarkan tentang seorang wanita cantik yang memakai busana eksotis, yang di telinganya terdapat sebuah anting mutiara yang besar.
Tak semua pelukis punya kesehatan yang baik. Ternyata, ada juga beberapa pelukis yang mengalami gangguan mental. Mereka mencurahkan perasaannya pada lukisan. Di antara para pelukis yang mengalami gangguan mental, yang pertama adalah Louis Wain. Ia merupakan seorang pengidap toxoplamosis, yakni sebuah infeksi parasit yang berasal dari kucing. Pada mulanya, Louis Wain menggambar kucing normal. Hanya saja pada gambar berikutnya menjadi semakin aneh tapi namun unik dan penuh warna.
Yang kedua ada Adacharnley. Ia merupakan seorang yang mengidap depresi. Lukisannya berupa potret dirinya sendiri. Ia melukis dirinya dengan warna dasar biru. Selanjutnya yang terakhir, Derek Bayes. Ia merupakan seorang pasien skizofrenia berusia dua puluh lima tahun, yang mengalami masa kecil yang sangat keras. Itulah beberapa pelukis yang punya masalah dengan kesehatan.
Jika biasanya seorang pelukis menggunakan tangannya untuk melukis, ternyata di dunia ini, ada juga orang-orang yang melukis dengan tidak menggunakan tangan. Ada orang yang menggambar atau melukis dengan menggunakan mulut atau kaki. Kebanyakan dari mereka yang seperti itu, kehilangan tanganya karena kecelakaan. Tentu saja kejadian itu membuat mereka frustasi dan depresi. Tapi nyatanya, melalui lukisan, mereka berhasil bangkit dari keterpurukan.
Ada yang berkata melukis atau menggambar itu dikarenakan bakat. Namun menurutku, itu tidak sepenuhnya benar. Gambar akan semakin bagus jika sering dilatih. Artinya, jika kita memiliki keinginan yang besar untuk menjadi seorang pelukis, maka rajin-rajinlah untuk berlatih. Dengan terus berlatih, lama-lama kita akan menjadi hebat. Practices makes perfect.
Dunia Tanpa Seni
Apa jadinya jika di dunia ini tidak ada seni? Pasti barang atau apa pun jadinya akan sangat membosankan, monoton, tidak bervariasi. Bayangkan; kain akan polos tanpa corak, dinding akan rata tidak terukir, dan dunia akan hitam-putih tanpa pelangi.
Kira kira, siapa ya yang pertama kali menciptakan seni? Setelah aku mencari-cari, ternyata aku menemukan jawabannya. Seperti dikutip oleh Kompas, Homo Neanderthalis dipercaya sebagai pelakunya. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi di Eropa, Afrika, dan Asia, manusia prasejarah tersebut adalah pelukis dan pematung pertama di dunia. Hal ini semakin diperkuat oleh dokumen sejarah serta penelusuran budaya yang punah. Dalam kehidupan sehari-harinya, para manusia prasejarah tidak pernah lepas dari seni. Biasanya, mereka selalu membuat seni di dinding atau atap di atap goa.
Nah, di zaman modern ini, masing-masing negara pasti memiliki kota seni terbaiknya. Aku menemukan beberapa kota di beberapa negara dengan keindahan seni di dalamnya. Di antaranya ada Cape Town di Afrika Selatan. Kota ini jadi incaran para penikmat seni karena adanya pameran seni tahunan terbesar di Afrika, yaitu Investe Cape Town ART Fair. Selain Cape Town, selanjutnya ada Amsterdam di Belanda, Mexico City di Meksiko, Bristol di Inggris, dan Wina di Australia.
Selanjutnya, jika teman-teman ingin belajar tentang seni, inilah beberapa kota terbaik. Ada Paris di Francis. Paris dikenal sebagai kota estetik karena masyarakatnya yang menjunjung karya seni. Ada Florence di Italia, yang melahirkan para pelukis terbaik. Salah satunya Leonardo Da Vinci. Kemudian ada London di Inggris, Beijing di China, dan Barcelona di Spanyol. Oh ya, aku baru ingat. Ada banyak sekolah desain dan seni di Italia. Di antaranya yaitu NABA dan DOMUS. Ada yang berminat mengunjungi Italia? Sekalian mengunjungi menara pisa dan menikmati pizza, yuk?
Sebagian orang dewasa menilai pandai melukis atau menggambar itu sia-sia karena dianggap membuang-buang waktu, tidak menghasilkan apa-apa, dan sederet penilaian negative lainnya. Biasanya, orang dewasa yang sudah memiliki anak, akan menuntut anak-anaknya untuk rajin belajar supaya jadi juara di kelas. Padahal aku yakin keinginan setiap anak berbeda-beda. Ada yang mungkin ingin jadi pelukis, atau atlet bulu tangkis, ataupun jadi selebritis. Seharusnya orang tua mendukung apa pun yang anak suka, dan membantunya untuk mendalami hal yang diinginkannya. Bisa jadi ada anak yang bisa membuat komik, jika didukung, keahlian dan karyanya itu bisa dijual atau bisa diikutkan lomba.
Seperti dalam film India berjudul Taare Zameen Par, atau Every Child is Special. Film ini menceritakan tentang anak lelaki delapan tahun yang bernama Ishaan. Ia sangat menyukai seni dan senang melukis. Namun lukisannya sering diabaikan karena ayahnya hanya ingin anaknya berprestasi. Ibunya merasa frustasi karena tidak bisa mendidik Ishaan. Lantas Ishaan dikirimkan ke sekolah berasrama. Ia sangat ketakutan dan akhirnya menjadi depresi karena guru-guru di sekolah tersebut keras-keras. Ia begitu merindukan orang tuanya, tapi sayangnya, ia tak bisa melakukan apa pun. Saat hendak bunuh diri, untungnya ia berhasil diselamatkan.
Sekolah itu kemudian kedatangan guru seni baru bernama Nikumbh. Pak Guru sangat perhatian kepada Ishaan. Saat ia datang ke Mumbai untuk menemui orang tua Ishaan, ia dibuat terkejut karena baru tahu ternyata Ishaan pandai melukis. Begitulah, akhirnya Nikumbh menjadi guru pribadi Ishaan. Perhatiannya kepada Ishaan semakin lebih karena ia merasa Ishaan mirip dengannya sewaktu kecil. Menjelang akhir tahun ajaran, Nikumbh menyelenggarakan kontes seni yang tentu dimenangkan oleh Ishaan.
Film itu mengajarkan bahwa setiap anak terlahir spesial. Setiap anak lahir dengan kelebihannya masing-masing. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, anak-anak tumbuh sesuai kodratnya sendiri; pendidik hanya dapat merawat dan menuntut tumbuhnya kodrat itu.
Presensi Syahla Tazkia Zetha | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki