Categories
Book Reviews Reading novels Review

Membaca Murakami

Tahun ini pesantrenku mengadakan program literasi. Program ini mengharuskan setiap santri dari setiap jenjang untuk membaca sebuah novel. Biasa juga disebut dengan istilah khataman novel. Nah aku, yang kebetulan santri tingkat enam, di semester dua ini, diwajibkan untuk membaca novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami.

Haruki Murakami adalah salah satu penulis populer dan berpengaruh yang berasal dari Jepang. Karya-karyanya sudah banyak diterjemahkan ke banyak bahasa. Termasuk novel Norwegian Wood ini. Sekadar info, novel ini sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari lima puluh bahasa. Saking kerennya, Haruki Murakami adalah nama yang menjadi langganan nominasi nobel kesusastraan.

Tentu aku membaca novel ini tidak dalam bahasa aslinya. Aku membacanya dalam Bahasa Indonesia. Seperti umumnya novel terjemahan, awalnya sulit untuk mengikuti irama tulisannya. Tapi setelah beberapa waktu yang tak begitu lama, aku akhirnya bisa mengikutinya. Itu karena cara menulis dan terjemahannya tidak berbelit-belit dan mudah dicerna. Misalnya, dalam hal menceritakan seks. Cara seks diceritakan di dalam novel ini terasa brutal dan tidak bertele-tele.

Oh ya, aku baru ingat. Judul novel ini diambil sama persis dari judul lagu The Beatles, band rock populer asal Liverpool, Inggris. Terus, mengapa Haruki Murakami mengambil judul lagu The Beatles sebagai judul novelnya?

Ada tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap tulisan seseorang. Yaitu jiwa zaman, latar belakang dan pengalaman neurotik si penulis. Tiga hal inilah yang juga memengaruhi Haruki Murakami. Saat ia menulis novel ini, saat itu pula The Beatles sedang terkenal-terkenalnya. Jadi, ya begitulah jadinya.

Untuk perbandingan, mungkin kita akan kesusahan jika disuruh untuk menulis cerita perang. Kalaupun bisa, mungkin rasanya akan hambar. Itu karena kita hidup dalam keadaan damai dan tidak mengalami peperangan. Akan berbeda jadinya dengan Chairil Anwar. Karena ia mengalami sendiri bagaimana rasanya perang, dan hidup di zaman perang, maka puisi-puisinya pun begitu terasa sekali patriotiknya. Ambil misalnya puisinya yang berjudul Karawang-Bekasi sebagai contoh.

Begitulah. Untuk remaja sepertiku, mungkin akan lebih mudah jika disuruh untuk menulis tema-tema yang berkenaan dengan keremajaan. Semisal tentang jatuh cinta dan kehidupan SMA.

Judul Norwegian Wood| Penulis Haruki Murakami| Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia| Tebal 423 hal | Peresensi Salma Damayanti Khoerunissa | Penyunting Ridwan Malik

By SDKhoerunissa

a woman who believe in freedom

Leave a Reply