Assalaamu’alaika Ya Rosuulullah;
Pernahkah engkau ingat dan sadari bahwa Rosuulullah belum tentu merupakan bapak yang lebih beruntung dari engkau Demikian Putri tercinta yang menemaninya;
“Fatimah az Zahra wanita mulia semata wayang,wanita lembut dan pengalah.
Yang sehari-harinya dikeruhkan oleh ibu tirinya sendiri_Yang menanggung kecemburuan ibu Aisyah atas ibunya, sang Khadijah
Fatimah_wanita utama berkat penderitaannya
Yang berlangsung seolah-olah lebih panjang dari usia dunia
Fatimah_yang suaminya di bunuh, yang putra pertamanya diracun
Oleh istrinya sendiri, dan putra keduanya dibunuh
Bahkan bukan hanya dibunuh, melainkan di cacah-cacah badannya,
Dan dicucup jantungnya, oleh sesama muslim saudaranya sendiri
Siapakah Ibu dimuka bumi diabad berapapun, yang lebih menderita, lebih hancur luluh hatinya, dibanding FATIMAH AZ ZAHRA’
Inna fil jannati nahran min laban
Li ‘Aliyyin wa Husainin wa Hasan
Dengan segala derita dan kesengsaraan hidup keduniaannya
Dengan segala kesederhanaan dan kejelataannya
Rosulullah mengajarinya untuk tetap gembira, bersyukur.
Kemiskinan tidak boleh menjadi tujuan, namun lebih haram Kalau ia menjadi alasan untuk kehilangan kegembiraan hidup.
Penderitaan hidup tidak boleh dicari-cari, namun lebih haram
Kalau ia menjadi sebab dari kesedihan dan hilangnya rasa syukur.
“Setungkup solawat atasmu kanjeng Nabi, dan Ahlul Bait_mu