Sungguh Nak, kehidupan tu ada karena ada dua ujung yang bertolak belakang………..
Dia menjadi dinamis dalam managemen nafsu, hati dan akal……
Dia menjadi pemicu pembangunan diri sekaligus penghancuran diri……. , dan engkau ada dimana Nak ?
Lalu, kenapa kau rusak diri sendiri hanya karena destruktifitas orang lain ?, yang bukankah orang lain itupun bagian dari peluang dan tantangan ?
Lalu kenapa kau memilih membusuk bersama kedunguan orang lain ? , bukankah pada periode tertentu kedunguan kitapun tidak membuat orang lain terpuruk ?
Bukankah ada sang Mutlak yang paling tidak kita sebut 17 kali dalam al-fatihah tiap harinya ?
Lalu, teruslah bergerak dengan ismun ‘adzom di dadamu, atau pulanglah agar kita bisa mengunyah pahit dalam beranda yang haq.
Sungguh Nak, dinamika itu cahaya jika aqidah, qiyadah, syari’ah dan jama’ah termulazamahkan.