Kita, sebagai generasi zaman sekarang, terbilang cukup mudah untuk mendapatkan akses pendidikan formal. Sekarang, sekolah sudah tersebar luas di mana-mana. Coba kalian tanyakan kepada orang tua terdahulu—apakah mereka pernah bersekolah formal? Pasti kebanyakan menjawab belum. Kenapa? Karena, dahulu sebelum mereka, yang boleh bersekolah hanya kalangan pribumi dari kalangan bangsawan, sedangkan rakyat biasa tidak diperbolehkan bersekolah.
Pendidikan di Nusantara telah ada sejak dulu, sejak lama pesantren bermunculan sebagai tempat untuk belajar agama dan kehidupan. Sedangkan pendidikan formal di Nusantara baru ada pada tahun 1901. Dengan dalih balas budi, saat itu Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk kalangan pribumi. Hingga pada akhirnya pada tanggal 3 juli 1922 berdirilah taman siswa yang dipelopori oleh KI Hajar Dewantara. Aku pernah membaca novel Bumi Manusia, karya Pramoedya Ananta Toer, sebuah karya agung yang memiliki banyak pesan. Ada beberapa pesan yang aku ambil dari buku itu, salah satunya, “Seorang pelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”
Novel Bumi Manusia, memberi pesan agar generasi muda tetap mempunyai semangat perjuangan walaupun sudah tidak ada lagi penjajahan colonial, dan berjuang sesuai zaman kita. Jadi, kita semua harus bersyukur bisa mendapat pendidikan dengan mudah sekarang.
Setiap manusia membutuhkan pendidikan, tak ada penegecualian dalam pendidikan. Karena pendidkan sangat penting bagi perkembangan manusia dan bangsa. Melalui pendidikan, manusia tak hanya medapatkan keahlian khusus, tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam yaitu pengetahuan, dan kebijaksanaan.
Sebenarnya apa tujuan sekolah?
Hampir semua orang di dunia pasti mempunyai tujuan masing-masing dari bersekolah. Pasti diantaranya ada yang mau jadi orang terpelajar, sukses, dan mencari tujuan hidup. Seperti di Pesantren Aminul ummah Creative Boarding School, setiap santri bebas memilih klub yang mereka sukai, seperti musik, bahasa, sastra, menjahit dan lainnya.
Kau tahu tujuan diadakannya klub-klub itu? Meraka ada sebagai ruang mengembangkan kemampuan setiap santri,untuk bekal hidup di masa depan kelak– siapa tahu nanti diantara kita akan ada yang menjadi penulis, penerjemah, atau desainer.
Pasti kau tahu, banyak sekali siswa yang membolos dengan alasan malas belajar. Kau akan dengan mudah menemukannya di tempat-tempat wisata, pasar, atau pinggir-pinggir jalan. Memang terkadang sekolahan begitu membosankan. Dalam novel KAMU: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya, karya Aa’ Sabda Armandio. Novel itu bercerita tentang pertemanan aneh antara aku dan kamu, yang bolos saat ujian nasional.
Pada sebuah pagi yang cerah, kamu pergi ke rumah aku dan mengajaknya bolos sekolah untuk mencari sebuah sendok yang tertukar oleh kang bakso pada hari-hari sebelumnya. Selama perjalanan, mereka berbincang panjang lebar tentang tujuan bersekolah. Aku berkata, “Mahasiswa pada tahun 60-an dan awal 70-an kalo ditanya soal tujuan kuliah, kebanyakan menjawab: Mau jadi orang terpelajar, atau mau mencari tujuan hidup. Cuma sedikit yang menjawab mau punya banyak uang atau mau kerja di tempat yang layak…”
Dan kamu dengan entengnya menjawab tujuan sekolah itu bolos. Sebab katanya,“Kita bolos justru gara gara ada sekolah, kalau sekolah enggak ada, konsep tentang bolos juga musthil ada”
Kalian pasti maukan mendapat nilai yang sempurna? Tetapi, bagaimana kalua tidak disertai kepahaman? Dulu, saat ujian, aku pernah mendapatkan nilai yang sempurna, tidak terlalu sempurna sih, tapi istimewa di mataku. Sayangnya, sebenarnya aku tidak terlalu paham dengan isi pelajarannya, sepertinya saat itu hanya karena kebetulan saja, jadi aku tidak terlalu puas dengan nilaiku waktu itu.
Kalian tahu? Selain mendapat ilmu pengetahuan, sekolah juga bisa menambah teman dan dan belajar bersosial lho.
Bagaimana agar kita semangat bersekolah?
Pasti kau terkadang merasa bosan dan tidak ingin rasanya pergi ke sekolah? Aku juga terkadang juga begitu, apa lagi saat sedang dijauhi atau sedang tidak damai dengan teman. Aku pernah merasakan begiitu, dan rasanya tak enak sekali, membuatku jadi tak semangat bersekolah. Tetapi sebaliknuya, jika kau memiliki hubungan baik dengan teman-teman, pasti akan membuatmu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Bicara soal teman, aku jadi teringat kata-kata yang unik di novel KAMU.
“Sepiring mie goreng instan tersaji dihadapanku, asapnya yang meliuk-liuk lalu menghilang, aku sendiri tidak tahu sejak kapan aku suka sekali dengan makanan yang konon berbahaya ini, mungkin sejak aku memerlukan teman instan yang bisa datang kapan saja saat aku membutuhkannya dan pergi tanpa banyak bicara, tetapi sejak kapan kau boleh memakan temanmu.”
Apakah pendidikan hanya sebatas sekolah?
Dulu aku berpikir, kalau pendidikan itu hanya di sekolah saja, tapi sebenarnya pendidikan itu bukan hanya sebatas sekolah saja, tetapi bisa dimanapun dan kapanpun. Karena pendidikan pada dasarnya sangatlah luas. Misalnya, di rumah. kita biasa dididik oleh orang tua kita. Terkadang di rumah, aku selalu diajari oleh orang tuaku tentang tata krama, etika ketika ada tamu, cara menghargai dan menghormati orang lain, sopan santun kepada yang lebih tua dan banyak lagi. Itu semua ternyata pendidikan yang diterapkan di lingkungan rumah.
Peran orang tua dalam mendidik anak dari kecil juga sangat penting, seperti membangun komunikasi yang baik dengan anak, mendengar keluhan keseharian anak. Tapi entah kenapa, sekarang banyak berita tentang kekerasan orang tua terhadap anak, karena anak tersebut tidak mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya, padahal setiap anakkan memiliki kemampuan dan potensinya masing-masing.
Mengapa pendidikan begitu penting?
Menurutku, kita membutuhkan pendidikan karena, melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri, dan melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian kita dapat diarahkan pada yang lebih baik.
Pastinya sebagian orang berpikir, bahwa pendidikan hanya sebatas ilmu pengetahuan. Pendidikan juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan bagi seseorang. Selain itu, pendidikan juga bisa memberikan manfaat dalam lingkup sosial. Jika kamu mau tahu, apa alasan utama pendidikan dari bacaan yang aku baca, aku akan memberi tahu beberapa alasannya:
Pertama, mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia dan stabil. Jelas bukan? Dengan memiliki tingkat pendidikan yang baik, kita akan mendapatkan posisi hidup yang jauh lebih mapan. Tetapi, bukan berarti orang yang berpendidikan rendah akan mendapatkan posisi yang lebih buruk. Itu semua tergantug usaha kita saja. Tapi bagaimana jika pendidikannya tinggi tetapi dia bermalas-malasan, bukannya itu akan menjadi sia-sia?
Kedua, potensi mendapatkan uang. Biasanya orang yang berpendidikan mempunyai peluang mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Dengan uang yang cukup, akan membuatmu lebih nyaman dalam menjalani hidup. Biasanya orang yang tidak berpendidikan akan sulit untuk mendapat pekerjaan. Semakin terdidik kamu, maka akan semakin banyak pilihan karir yang akan kau dapatkan.
Ketiga, membuatmu mandiri. Pentingnya pendidikan bisa membantumu menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain, seperti kita mengerjakan tugas mandiri agar bisa meningkatkan rasa tanggung jawab dan disiplin. Tetapi, menurutku mengerjakan tugas mandiri itu sulit, itu karena ada rasa tidak percaya diri dalam diriku. Pernah juga suatu ketika, aku sangat percaya diri saat mengerjakan soal ujian, tetapi hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Kita boleh percaya diri, tetapi tidak boleh berlebihan sampai-sampai merendahkan orang lain, karena jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi, hanya akan membuatmu kecewa.
Presensi Denisa Hawra Rahma | Tingkat III | Penyunting Ajid Fuad Muzaki