1. Bangsa Romawi
a. Awalnya dikenal sebagai pemeluk agama Nasrani (ajaran tauhid Al-masih yang patuh), hingga datang seorang yang bernama “Paulus” yang meracuni cahaya kebenaran ajaran ini dengan berbagai khurafat, mitos dan tahayul (dari ajaran “Watsaniyah” : Al-Islam War Rasul fiiNazharisy – Syirqi Wal Gharby, Ahmad bin Hajar Ali Buthami, terjemahan Ali Makthum Assalamy PT Fikahati Aneka Jakarta Cet. 1, 1995 hal 33)
b. Para Uskup dan Pendeta mewajibkan pengikut-pengikutnya untuk menghormati dan mengkultuskan para pemimpin agamanya. Maka terjadilah apa yang disebut “Tahriful Kalima ‘An Mawadhi’ihi”.
c. Pengikut-pengikut agama ini, wajib menyerahkan harta bendanya untuk kepentingan kesejahteraan para pimpinan mereka. Maka terjadilah persaingan antar elit pimpinan agama untuk mendapat simpati dan pengikut dari umat. Bahkan terjadi persaingan yang tidak sehat, dan pada gilirannya berimplikasi negatif dengan terjadinya intervensi mereka terhadap originalitas Kitab Injil.
d. Ekonomi masyarakat Romawi pada saat itu sangat tidak terkendali, bahkan pluktuasinya sering melewati batas, pajak mencekik leher rakyat, suap-menyuap membudaya, pungutan liar dimana-mana. Akibatnya rakyat menaruh ketidak percayaan/memusuhi pemerintah, sementara pemerintah mencurigai rakyatnya, dan ini berdampak pada pemihakan rakyat kepada expansi asing bahkan mendukung.
e. Hedonistik dan materialistik dalam kehidupan menjadi tujuan hidup. Kekuasaan sering diterjemahkan “bukan keadilan” tetapi Kemewahan, wanita, hiburan/kesenangan syahwat. Sehingga dekadensi moral, dan tindak kriminalitas cukup tinggi, prostitusipun mewabah dilapisan masyarakat.
f. Akhlaq/moral tidak lagi menjadi ukuran, yang kuat menjadi raja yang lemah menjadi jelata. (Homo homini lupus : Kitab Madza Khasiral ‘Alam Bin Khithathil Muslimin, Abul Hasan An Nadwi. Darul Qolam. cet VIII,1390 H/1970 M, hal. 35 – 44)
2. Bangsa Persia
a. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama “Majusi” selain agama “Ibahiyah” dan “Syuyuiah” yang dibawa oleh Muzdik dan salah satu ajarannya membolehkan kawin dengan muhrim (ibu kandung, kakak/adik perempuan, dan anak perempuan)
b. Disebut dalam sejarah bahwa Yazdajir II (Penguasa) pernah mengawini anak perempuannya dan membunuhnya, juga Bahran Jubin (penguasa) pernah mengawini saudara perempuannya.
c. Kedudukan Kaesar berada pada puncak paling tinggi, bahkan hampir semua rakyat Persia mengakui dan menyebut rajanya sebagai Tuhan dengan anggapan, bahwa darah tuhan mengalir dalam tubuh setiap kaisar.
d. Penyembahan terhadap api sebagai agama bangsa persia, digabung dengan pemahaman tentang rajanya adalah kesempurnaan kebodohan yang mampu menyebabkan munculnya syirq.
e. Aliran- aliran sesat pun tumbuh subur, seperti madzhab “Mani” dan “Muzdik” semata hanya untuk menghalalkan wanita dan harta. ada disebutkan dalam sejarah persia terjadi tujuh kali perebutan kekuasaan hanya dalam waktu 4 tahun.
3. Bangsa India
a. Dari sudut pandang agama, bangsa ini mengenal banyak Tuhan, ada penyembahan berhala benda mati, dan berhala benda hidup (tumbuhan, binatang, dan manusia).
b. Pembagian kelas golongan masyarakat yang selalu berpeluang munculnya penindasan kaum lemah. (homo homini lupus)
c. Khurafat, mitos dan tahayul begitu melekat di setiap golongan.
4. Bangsa Arab.
a. Berkabilah-kabilah untuk saling unjuk kekuatan dalam peperangan antar suku menjadi budaya, saling membunuh, perbudakan, kemusyrikan dan kemungkaran mewabah di berbagai golongan masyarakat.
b. Budaya judi dan mabok menjadi indikasi kejantanan dan berimplikasi pada tindak kejahatan perampokan, penodongan dan pembunuhan.
c. Tradisi kebanggaan keluarga mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka.
d. Deviasi, degradasi dan distorsi agama Ibrahim yang begitu fatal.