Categories
Book Reviews Reading novels Treasure

Privasi

Menurut Kamus Ilmiah Populer, privasi adalah kerahasiaan. Jika menyangkut rahasia, maka sudah pasti bersifat pribadi. Atau, hanya orang-orang tertentu yang boleh mengetahuinya.

Semua orang pasti punya privasinya masing-masing. Kita pasti mempunyai hal pribadi yang tidak boleh orang ketahui. Seperti dalam buku Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer. Ada satu tokoh namanya Minke, dan ia masih sekolah. Suatu ketika ia dipanggil oleh ayahnya. Ayahnya adalah calon bupati. Ia ingin saat nanti dirinya berpidato Minke-lah yang menjadi penerjemahnya.

Setelah diberi tugas oleh ayahnya, Minke ingin beristirahat di kamar lamanya. Namun saat masuk, ia mendapati kakaknya ada di dalam kamarnya. Kakaknya sedang duduk memunggungi dirinya di meja belajar. Awalnya Minke mengira kakaknya sedang rajin-rajinnya belajar. Tapi ketika Minke mendatanginya, ternyata ia sedang membaca buku diary miliknya. Dari sanalah Miinke dan kakaknya mulai bertengkar tentang buku diary itu. Minke bertengkar karena ia sedang membela sesuatu yang sudah menjadi haknya untuk dijaga. Sedangkan kakaknya bertengkar karena tidak ingin tindakannya dianggap salah oleh sang adik. Ya, jadi, saking berharganya sebuah privasi, orang-orang rela bertengkar dan membelanya mati-matian untuk menjaga kerahasiaannya.

Mengapa privasi itu sangat penting?

Menurutku privasi itu adalah salah satu hal yang bisa menjadikan kita sukses. Contohnya seperti di film serial kartun Spongebob Squarepants. Ada karakter namanya Tuan Crab. Tuan Crab adalah pemilik restoran Craby Patty paling besar di Bikini Bottom, dan banyak sekali pelanggan yang datang ke sana. Kenapa Tuan Crab bisa menarik banyak pelanggan? Alasannya hanya satu, karena ia punya resep rahasia. Dan resep rahasia itu tidak boleh ada yang mengetahuinya kecuali Tuan Crab sendiri. Jika ada yang tahu maka bisa bahaya. Bisa-bisa nanti Tuan Crab jadi bangkrut.

Kita itu tidak boleh membuka buku diary milik orang lain. Terkecuali jika pemiliknya mengizinkan. Siapa pun itu tidak boleh. Sekalipun ayah, ibu, saudara, ataupun teman sendiri.

Buku diary sebenarnya juga tidak boleh dirampas. Meski guru adalah salah satu orang yang memiliki wewenang lebih terhadap murid, tapi tetap saja guru harus bisa menghargai privasi muridnya. Karena buku diary memiliki fungsi sebagai proses pengembangan diri. Dengan adanya buku diary, kita jadi tidak lupa atas kesalahan-kesalahan atau perbuatan buruk kita. Sebab setiap peristiwa yang dialami tidak bisa disimpan di dalam hati saja. Itu karena yang namanya manusia mudah lupa. Buku diary-lah yang bisa menyimpan semua itu. Dengan begitu kita bisa berintrospeksi atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Nah! Sekarang bayangkan saja jika buku diary itu dibuka? Pasti orang lain akan tahu kebusukan yang ada dalam diri kita yang sebenarnya. Pasti kita tidak akan merasa nyaman jika hal itu terjadi. Wajar jika kita tidak mau aib kita diketahui oleh orang lain, karena pasti semua orang mempunyai keburukan dalam dirinya masing-masing. Hal itu tidak bisa dipungkiri. Karena manusia adalah tempatnya salah dan selalu berbuat dosa. Jika manusia tidak mempunyai dosa maka disebutnya bukan manusia, melainkan malaikat.

Aku sering merasa aneh. Mengapa orang-orang selalu senang mencari kesalahan orang lain. Padahal mereka sendiri tidak ingin kesalahan mereka diketahui orang lain. Apa karena mereka ingin menutupi kesalahan yang ada dalam diri mereka dengan mencari kesalahan orang lain? Dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka lebih sempurna? Aku tak tahu pasti niat mereka itu mau apa sih sebenarnya. Bisa jadi mungkin mereka menganggap hal itu seru. Kalau sudah begitu, bisa disimpulkan bahwa rasa suudzon bisa timbul dari kebiasaan mencari-cari kesalahan orang lain.

*

Kembali pada hak untuk mempunyai buku diary. Buku diary itu kan diadakan dan digunakan untuk pengembangan diri. Dengan cara membiasakan mencatat agar tidak lupa. Nah! Jika buku diary tiba-tiba dirampas, maka anak akan merasa trauma. Ia akan enggan kalau disuruh kembali membuat buku diary. Karena mereka pikir buat apa bikin kalau ujung-ujungnya bakal disita.

Dulu aku adalah anak yang ragu untuk menulis diary, karena trauma melihat pengalaman orang lain. Dulu, waktu aku masih SMP, sempat diadakan penggeledahan lemari di asrama. Guru yang menggeledah bermaksud untuk menyita barang-barang yang tidak sesuai dengan aturan di asrama seperti handphone, rokok, uang, perhiasan, dan termasuk buku diary. Kenapa buku diary harus disita? Apa salahnya mempunyai buku diary?

Waktu itu ada salah satu guru yang berpendapat seperti ini, “Buat apa nulis buku diary? Gak penting! Pasti isi di dalamnya akan seperti ini: tanggal sekian, hari sekian, aku sudah putus sama si anu,“ begitu katanya.

Aku aneh dengan guru itu. Apakah dulu waktu ia sekolah tidak pernah membuat diary? Dari sana, aku, sebagai orang yang belum berpengalaman menulis buku diary jadi salah menanggapi bagaimana cara kerjanya. Aku baru tahu fungsi buku diary yang sebenarnya ketika membaca buku Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer. Di novel Bumi Manusia diceritakan bahwa buku diary Minke adalah media untuk melatih perkembangan kemampuan dalam menulisnya, yang biasa ia aplikasikan ke dalam menulis berita, novel, dan sebagainya. Jika ada yang membukanya tanpa sepengetahuan Minke, maka perasaannya akan kacau.

Sama halnya dengan teman SMP-ku. Ia perempuan, dan buku diary miliknya pernah disita lalu dibaca oleh guru. Mau tidak malu bagaimana? Mau tidak sakit hati bagaimana jika privasi kita telah diketahui orang lain apalagi oleh guru? Bahkan setelah diambil oleh guru ia sampai menangis seharian. Ia merasa tidak terima jika diperlakukan seperti itu. Tapi walaupun akhirnya buku diary itu ada di tangannya lagi, ia pikir untuk apa kalau bukunya sudah kembali di tangannya tapi orang lain tanpa seizinnya sudah mengetahui isinya. Ia jadi merasa serba salah. Sejak saat itu aku sempat berpikir bahwa setiap orang yang menulis buku diary itu telah membuat kesalahan. Namun ternyata kenyataannya tidak seperti yang aku bayangkan.

*

Perihal resep rahasia di serial kartun Spongebob Squarepants. Selain Tuan Crab yang punya resep rahasia, ada juga seorang peracik parfum yang menulis diary yang di dalamnya berisi resep rahasia.

Aku pernah membaca buku Aroma Karsa, karangan Dee Lestari. Di dalamnya ia menceritakan seorang tokoh yang mempunyai indra penciuman yang istimewa. Namanya Jati Wesi. Ia mempunyai buku diary. Setiap ingin meracik parfum untuk dijual, ia selalu mencatat apa pun aroma yang timbul di penciumannya yang tajam. Suatu ketika ada orang yang membuka dan membaca buku diary-nya tanpa sepengetahuannya. Kenapa ia tahu bahwa buku diary-nya dibaca orang lain? Karena mulanya ia selalu menaruhnya di tempat rahasia, tapi saat itu bukunya tidak berada di tempatnya. Setelah itu ia merasa kesal campur marah.

Pantas saja penjual buku diary selalu menjual buku diary disertai dengan gemboknya. Ternyata sepenting itu fungsi buku diary.

Setelah aku mempunyai buku diary akhirnya aku merasakan, bukan akhirnya sih, tapi aku mulai merasakan perubahan dalam diriku menjadi lebih baik. Fungsi buku diary sebagai alat untuk introspeksi diri sudah mulai terasa olehku. Contohnya ketika di masa lalu aku sering merasa kesal kepada seseorang, lalu aku catat kejadian itu, aku tuangkan semua kekesalanku pada kertas kosong. Nah, setelah sekian waktu kubaca kembali umpatan-umpatan dan kekesalanku di buku, aku sempat berpikir bahwa sampai kapan aku harus begini? Kamu itu harus berubah! Apakah kamu mau terus-menerus kesal pada orang lain? Coba lihat! Apakah ada yang salah dengan dirimu?

Maka bisa kusimpulkan. Dengan segala proses menulis-membaca buku diary-ku sendiri, secara tidak sadar aku telah mengalami perubahan. Mungkin, intinya fungsi buku diary itu adalah sarana untuk kita agar menjadikan kesalahan sebagai pelajaran.

*

Hal-hal yang temasuk ke dalam rahasia bisa berupa password, atau kode rahasia. Kalau mendengar kata kode rahasia, aku jadi ingat film-film adventure yang pernah kutonton. Yaitu tentang pencarian harta karun di sebuah pulau yang nantinya akan selalu dipertemukan dengan bermacam kode rahasia.

Aku pernah membaca buku Rendez-Vouz di Selat Hormuz, karangan Zaenal Fanani. Di dalamnya diceritakan seorang simbolog, namanya Ali Khadafi. Ia memiliki rekan kerja, seorang perempuan, bernama Profesor Karina Lombard yang juga seorang simbolog. Suatu kali ada suatu masalah yang menimpa mereka. Lalu Profesor Karina Lombard memberi sebuah kertas berisi kode-kode rahasia yang harus dipecahkan, dan ia menyuruh Ali Khadafi untuk menyembunyikan kertas itu di tengah seluruh negara yang sedang mempermasalahkan krisis Selat Hormuz. Orang-orang yang mengincar kertas itu menginginkan isinya. Maka dari itu Profesor Karina Lombard mengamanatkannya kepada Ali Khadafi, karena ia sangat percaya kepadanya. Soalnya bisa repot juga kalau sampai bocor. Bisa-bisa menjadi salah satu faktor penyebab perang!

Aku berpikir bahwa orang yang mempunyai suatu privasi ibarat mempunyai berlian yang berharga, yang tidak boleh sampai dicuri oleh siapa pun, dan harus dijaga dengan ketat. Kita mungkin sering melihat di film-film action hollywood. Biasanya di film-film seperti itu ada seorang pencuri profesional yang ingin mencuri sebuah berlian milik pemerintah. Dan berlian itu selalu dijaga ketat oleh lebih dari lima orang penjaga berpistol, dengan keamanan tingkat tinggi. Keren, ya?

Buku diary juga sama seperti itu. Menurutku, buat apa buka-buka buku diary orang tanpa izin? Yang ada nanti malah menambah rasa dengki pada seseorang.

Kalau kita ingin tahu seberapa buruk orang yang mencuri rahasia, maka sama saja orang itu dengan setan. Karena setan itu, kan sudah mencuri rahasia milik Allah SWT. Kau tahu ilmu sihir? Ilmu sihir itu nyata, lho! Nah, itu yang pernah dicuri oleh setan dari Allah SWT. Ilmu sihir. Buktinya ada di dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 102. Artinya:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.’ Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.” 

Judul Bumi Manusia | Penulis Pramoedya Ananta Toer | Penerbit Lentera Dipantara | Tebal 551 hal | Peresensi Saniya Kautsar Salsabila | Penyunting Ridwan Malik

Leave a Reply