Categories
Book Reviews Treasure

Puncak Penentuan Si Mbah

Kerja kelompok itu sangat hebat. Selain hebat, kerja kelompok dapat menghasilkan sesuatu yang lebih, di luar dugaan, karena adanya banyak ide dan tenaga. Masalah sebesar apa pun, jika diatasi secara berkelompok, rasa-rasanya akan mudah saja buat diselesaikan. Hanya ada satu kunci untuk membebaskan keberhasilan, yakni kerja sama.

Meski dari awal sampai akhir isinya cuma kebohongan, tapi karena mereka bekerja sama, kebohongannya mulus, tak ada kerikil-kerikil, tak ada retak segaris pun. Namun yang namanya kebohongan, secanggih apa pun kita menutupinya, pasti akan dibalas oleh kebohongan juga. Begitu juga saat kita melakukan kebenaran, yang kita tuai adalah kebenaran. Karena segala sesuatu di dunia terikat oleh hukum sebab-akibat, atau hukum alam.

Nah, hukum alam ini memang benar-benar nyata. Misalnya, aku bohong ke orang, pasti aku juga bakal dibohongi meskipun bukan oleh orang yang sama. Dan yang menjadi pertanyaan, bukan mengapa kamu membohongi saya, tapi, mengapa saya membohongi kamu, atau dia atau mereka. Atau, mengapa saya berbohong?

Apabila kita ghosob (memakai barang orang tanpa izin) sandal orang, pasti ada saatnya sandal kita juga bakal di-ghosob. Hukum alam berlaku bagi siapa pun. Entah di kehidupan Allan, ataupun di kehidupan kita sendiri. Berpikir sebelum bertindak, sangat dibahas dalam bagian ini. Berpikir akan kemungkinan yang mungkin terjadi, mau buruk atau baik.

Ketika dalam sebuah misi, dan suatu hal terjadi di luar kendali, kita harus menunggu perintah dari atas. Mungkin kerja-kerja militer bisa menjadi contoh yang tepat. Jangan sembrono asal ambil keputusan sendiri. Terutama dalam hal kelompok. Intinya jangan asal-asalan. Karena takutnya bukannya selesai, eh malah jadi lebih complicated.

Misalnya dalam suatu misi tiba-tiba ada suatu hal terjadi di luar perhitungan. Kita sebagai prajurit, jangan asal menyerang atau bertindak lebih jauh melebihi perintah atasan. Tapi sok ceritakan dulu, bagimana kondisi genting itu. Dalam hal ini, berarti komunikasi benar-benar sangat penting. Karena hal tersebut berbasis non-individu atau kelompok, pastinya ada kepala atau ketua kelompok. Jadi biarkan si ketua kelompok yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Apakah rencana dan strateginya harus diubah? Mau terus maju atau mundur?

Dalam memutuskan suatu hal penting dalam keadaan genting, seorang ketua kelompok tak akan memutuskannya dengan asal-asalan. Keputusannya pasti diambil dari banyaknya pengalaman dan kebijaksanaannya. Kecuali, kalau permasalahannya bersifat personal atau individu, berarti mangga, terserah kita sendiri. Misal, saat Allan hendak menghancurkan jembatan, karena ia personal, ia yang awalnya ingin membunuh malah mencegah agar targetnya tidak terbunuh.

Jadi, terkadang suatu hal terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan. Itu wajar, karena kita hanya manusia. Sebagai manusia, kita hanya dapat memprediksi dan tak dapat menentukan hasil. Kita aja tak tahu semenit kemudian bakal bagaimana jadinya.

Ketika punya rencana atau usaha, kita akan menunggu di antara sukses atau tidak. Namun sebelum itu, kita harus melapangkan hati untuk menerima apa pun hasilnya. Kalau memang sesuai, berarti syukur. Kalau tidak, mungkin itulah bahan terbaik untuk dijadikan pelajaran. Ambil hikmahnya saja.

Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Reni Saputri | Penyunting Ridwan Malik

By Reni Saputri

D'amour Mou Castivaz

Leave a Reply