EnglishArabicIndonesian
Categories
Book Reviews Treasure

Si Bos, Pemuda Tangguh, dan Pasangan yang Mendadak Tersohor

Dunia Itu Bulat, dan Terkadang Terasa Sangat Sempit.

Manusia datang dan pergi. Ada perpisahan, ada pula pertemuan. Saat kau sudah terpisah lama dengan teman karibmu, ada kemungkinan, kelak kau akan bertemu dengannya lagi. Bisa jadi dalam keadaan sehat wal afiat, ataupun sudah almarhum.

Seperti kejadian yang menimpa Pike Gardin dan Bosse Baddy. Dahulu, mereka adalah teman karib satu perjuangan. Waktu berputar, dan menuntun mereka kepada perpisahan. Mereka mulai menempuh hidup masing-masing. Tapi tiba-tiba, tak ada hujan tak ada badai, keduanya dipertemukan kembali. Dalam keadaan Pike Gardin telah menjadi seorang bos yang bonyok yang untungnya tidak ikut meninggal.

Jonas Jonasson menulis banyak sekali hal tak terduga. Hal-hal kecil yang menjadi harapan di tengah-tengah masalah besar. Menurutku, hal-hal seperti itu, bisa menjadi salah satu pendorong untuk pembaca muda sepertiku untuk terus maju. Harapan, sekecil apa pun itu, bisa menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah besar.

Pada bab 16, aku sedikit terkejut dengan sikap Allan yang tak pernah pilih-pilih teman. Allan sangat friendly dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Salah satunya dengan Herbert Einstein.

Meski Herbert dikenal karena otaknya lemot, tapi Allan tak pernah menjauhinya. Malah, ia selalu berusaha untuk mengerti dan sadar bahwa dalam diri Herbert pasti tersimpan keahlian besar yang belum terlihat. Suatu saat nanti, Herbert pasti berguna. Itu terbukti saat mereka berhasil kabur dari penjara. Peran Herbert sangatlah besar.

Kini, jarang sekali ada orang yang ingin berteman dengan mannusia seperti Herbert. Biasanya orang-orang semacam Herbert ini dikucilkan, di-bully, atau uang jajannya dipalak. Sudah banyak contoh untuk kasus-kasus semacam itu.

Berani Bertindak Adalah Langkah Awalmu.

Kim Il Sung memiliki watak pemberani dan cepat bertindak. Hal itulah yang membuatnya menjadi salah satu pahwalan nasional yang dicintai warga Korea Utara. Bahkan, karena kecintaan warga terhadapnya, ia pun kemudian ditunjuk menjadi presiden. Dalam hal ini, keberanian menjadi awal dari suatu langkah.

Aku sendiri pernah mengalaminya. Saat aku belajar Bahasa Arab, satu di antara pelajaran yang tak kusuka, aku selalu tak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guruku. Karena tak mengerti dan merasa takut, aku tak pernah bertanya mengenai hal yang tak kumengerti kepada guruku ataupun ke teman-temanku. Ketakutan ternyata dapat menjadi penghalang untuk bisa mempelajari sesuatu. Karena buktinya, saat mulai berani bertanya kepada guru dan temanku, perlahan, aku mulai paham dan bisa mengerjakan beberapa soal.

Keberanian memang harus ditanam dari sekarang. Tanpa keberanian, kita tak akan pernah maju. Kita tak akan pernah ke mana-mana. Contohnya, para ilmuwan yang bisa menciptakan penemuan-penemuan hebat karena tak pernah takut gagal dan selalu berani menghadapi resiko.

Di Indonesia, Uang Adalah Segalanya.

Kita sudah sama-sama tahu bagaimana sistem di Indonesia. Jika kau punya uang, maka kau akan diakui dan dihormati. Negara sudah tidak butuh orang-orang cerdas. Negara lebih membutuhkan dan mementingkan mereka orang-orang kaya.

Herbert dan Amanda merasakan hal itu. Di Indonesia, mereka bisa melambung tinggi dan mengubah nasibnya dengan uang. Mulai dari menjadi penguasa Bali, gubernur, hingga bisa bekerja di kedutaan. Dari dulu sampai sekarang, rasanya, Indonesia selalu menjadi negara yang seperti itu.

Aku pun pernah melihat dan merasakannya sendiri. Saat bapakku berobat ke rumah sakit menggunakan BPJS, prosesnya ampun, begitu rumitnya. Tapi, ketika datang seorang pasien yang hendak berobat dengan uang tunai, pelayanannya super cepat melebihi kecepatan cahaya. Padahal, jika dibandingkan, penyakit bapakku lebih parah dan harus cepat ditangani ketimbang pasien itu. Hanya dengan uang, pasien itulah yang kemudian diutamakan dan lebih dulu diperiksa.

Hah! Di Indonesia, uang memang bisa menjadi penyelamat nasib.

Hapus Hal yang Sekiranya Tak Pantas

Saat Amanda menjelaskan latar belakangnya, ia bercerita terlalu jujur tentang masa lalunya yang bisa sukses karena uang. Untungnya, juru bahasanya sedikit-sedikit mengubah apa yang dikatakannya.

Dalam berkomunikasi dengan orang asing, salah satu adab atau tata cara berbicara yang baik yakni jangan terlalu terbuka akan banyak hal. Jagalah ruang privasi kita.

Aku jadi ingat saat guruku menjelaskan mengenai private sphere dan public sphere. Ia menjelaskan, yang singkatnya, ruang privasi itu identik dengan etiket, sedangkan ruang publik itu identik dengan etika.

Ketika berbincang dengan orang asing, lebih baik jangan membahas hal-hal yang sifatnya privasi. Sebab, tidak seharusnya hal-hal yang sifatnya privasi diketahui oleh banyak orang.

Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out Of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Salma Damayanti Khoerunissa | Penyunting Ridwan Malik

By SDKhoerunissa

a woman who believe in freedom

Leave a Reply