Categories
Book Reviews Treasure

Mbah Cuek Bernyawa Sembilan

Di bagian ini, sebelumnya aku tak dapat membayangkannya. Awalnya, aku pikir Allan bakal tertangkap gara-gara kasus matinya si gangster di dalam pendingin itu. Tapi ternyata si penulis menuliskan alur lain. Allan, lagi-lagi, beruntung bisa selamat dari kematian. Kejahatan dan kesalahannya pun tertutup lagi.

Persahabatan ternyata berguna juga untuk masa depan. Bukan maksud memanfaatkan, tapi selagi ada kesempatan kenapa tidak? Aku pikir, sepertinya bakal ada sengketa lagi.

Faktanya, di dunia sekarang ini, kejahatan sering kali menang. Dengan jalur yang tak terduga seperti suapan dan hasutan kepada sahabat lama. Allan memang seorang cuek. Tak mau berpikir terlalu dalam, yang hanya akan membuatnya capek. Kalo A ya A. B ya B. Bodo amat kalo ada hal lain terjadi. Yang terjadi biarlah terjadi.

Sepertinya menarik punya kepribadian seperti Allan. Dengan bersifat cuek, aku mungkin tak bakal jadi cewek yang dikit-dikit dibawa pikiran dan perasaan. Aku orang yang sensitif terhadap pendapat orang. Hal itu menjadikanku orang yang kurang percaya diri dalam perkara menyampaikan sesuatu.

Tak jarang aku juga senang menjadi cuek. Tapi seringnya, sifat cuekku sedikit buruk. Aku sering membiarkan orang terpeleset jatuh dan tak membantunya. Alasan aku membiarkannya karena di depan orang yang jatuh tersebut, sekitar setengah meter, pun banyak orang. Dan mereka adalah penonton VVIP, sedangkan aku penonton biasa dengan tiket gratisan yang jaraknya satu meter darinya.

Jika, misalnya, ada yang menyalahkanku karena tak membantunya, aku akan dengan senang hati membela diri. Itu bukan salahku, tapi salah si penonton VVIP. Kenapa mereka tak langsung membantunya? Kenapa mereka harus menunggu penonton tiket gratisan sepertiku?

Kejadian semacam itu adalah hal umum, dan semua orang pasti pernah mengalaminya. Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Setiap orang punya musibahnya masing-masing. Jadi, jangan pernah merasa menjadi manusia paling menderita di bumi ini. Sebab, setiap orang juga punya bagiannya masing-masing.

“Kekuatan paling utama yang memotivasi tindakan manusia berasal dari situasi keberadaan manusia itu sendiri”

Erich Fromm
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Reni Saputri

By Reni Saputri

D'amour Mou Castivaz

Leave a Reply