Categories
Book Reviews Treasure

Anglikan Fanatik

Menjadi tahanan bukan hal aneh bagi Allan. Sebagai seorang pengebom di banyak perang gerilya, kerap mencuri, diincar karena kemampuan nuklirnya, dan sebagai seorang penyusup antar negara, menjadi tahanan ibarat makanan sehari-hari.

Sebagai orang yang sering ditahan, Allan hidup dengan bermacam kriminal. Itulah yang membuat perangai dan kehidupan sosialnya sedikit buruk. Hingga suatu hari, diceritakan, bertemulah ia dengan seorang anglikan fanatik yang menyarankannya untuk menjadi seorang anglikan. Namun Allan menegaskan, “Aku memang tersesat, tapi tidak dengan spiritualku.”

Orang yang telah memperbaiki kehidupan spiritualnya, pasti akan menjalani kehidupan yang baik dan benar. Jika kamu hanya baik dalam kehidupan non-spiritual, maka aku yakin hidupmu tak akan pernah berjalan baik dan tersusun rapi. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk menjadikan Tuhan sebagai tujuan. Karena kita butuh untuk menjalani hidup yang baik dan menata rapi alur kehidupan. Hal itu bisa menjadi titik acuan mengapa dan untuk apa kita kita hidup.

Aku sering kali tersesat dan tenggelam ke dalam hasrat dan keegoisan. Namun, selagi di hati kecilku masih terdapat Tuhan, aku akan tetap merasa aman. Itu kenapa kita harus beriman kepada Tuhan. Supaya kita tetap dilindungi oleh-Nya.

Seabstrak dan sekusut apa pun hidup yang aku jalani, selama masih memiliki Tuhan, aku yakin bahwa suatu saat aku akan kembali menuju jalan yang dikehendaki-Nya. Ketika kita sedang berada di titik terendah, mengadulah kepada Tuhan. Ceritakan segalanya kepada-Nya. Niscaya Tuhan akan mendengarnya. Percayalah bahwa Tuhan akan selalu menolong hamba-hambanya. Tapi jika kita merasa Tuhan tak pernah mendengar dan apalagi menolong, berarti ada yang salah dengan cara kita memahami-Nya. Memang perlu diakui, pemahaman akan diri-Nya sering kali terhalang ego dan kesombongan kita.

Dalam hidup, tersesat dalam perjalanan adalah hal lazim. Bukan kehidupan namanya jika hidup selalu berjalan mulus sesuai keinginan kita. Ingatlah, kehidupan tak akan sampai ke bumi jika Adam dan Hawa tak pernah tersesat. Tapi karena pernah salah, karena pernah keliru, kehidupan di bumi pun muncul.

Dengan tersesat, kita akan terus mencari jalan untuk kembali. Sedangkan jika kehidupan selalu mulus, kita tak akan pernah mengenal jalan untuk kembali.

“Aku memang tersesat tapi tidak dengan spiritualku”

Mbah Allan
Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Reni Saputri | Penyunting Ridwan Malik

By Reni Saputri

D'amour Mou Castivaz

Leave a Reply