Categories
Book Reviews Treasure

Si Tua Menginjak Senja

Sebuah tempat bisa dikatakan indah karena biasanya pemandangannya bagus. Itulah yang menimpa Allan.

Allan tiba di sebuah tempat. Ia tak sendiri, melainkan pergi dengan seseorang. Aku tak terlalu yakin, apakah orang yang pergi dengannya itu seorang lelaki atau perempuan. Bisa saja ia seorang lelaki yang menjadi perempuan, atau sebaliknya, perempuan yang menjadi seorang lelaki. Hal itu sudah banyak terjadi, di Thailand, misalnya. Orang bisa mengganti kelamin semudah beli permen.

Di tempat tersebut ternyata Allan dijebak. Jika ingin tahu bagaimana ia bisa dijebak, aku tak mau membocorkannya. Jadi, langsung saja baca bukunya.

Aku punya satu contoh bagaimana seseorang bisa tega untuk menjebak. Ini melibatkan saudaraku sendiri.

Ceritanya, saudaraku minta uang pada ibunya untuk beli kuota. Uang diberi tapi dengan syarat, “Jangan lama-lama, udah malam,” kata ibunya. Saudaraku mengangguk, dan berkata hanya akan sebentar. Ia kemudian keluar membawa motornya. Tak sampai lama, saat hendak pulang dari tempat beli kuota, seorang temannya mengirim pesan. Isinya mengajak saudaraku untuk sekadar ngopi. Saudaraku sempat menolaknya, tapi si temannya itu tetap memaksa. Akhirnya, atas nama solidaritas, saudaraku pun meluncur ke tempat temannya.

Saat datang ke rumah temannya, bukan kopi atau cemilan yang tersedia, tapi polisi. PO-LI-SI! Saudaraku dijebak temannya ke dalam masalah narkoba.

#

Halaman demi halaman selesai dibuka. Di halaman selanjutnya, ada sebuah kota yang tak bisa dimasuki oleh siapa pun. Sebab, kota tersebut dijaga ketat oleh polisi dan dikelilingi banyak sekali pagar besi. Namun, Allan yang cerdas tentu punya jalan keluar untuk segala persoalan, termasuk untuk memasuki kota tersebut.

Untuk memecah belah konsentrasi, Allan lantas mengadakan sebuah konser. Melalui cara itu, dan dengan dibantu seorang perempuan, ia pun berhasil menghancurkan kota tersebut.

Seperti halnya Senku dalam film Dr. Stone. Untuk menguasai orang-orang di desa, ia membuat mie yang sayangnya, aku lupa namanya. Melalui mie yang dibuatnya, Senku bisa memanfaatkan semua orang yang ada di desa.

#

Sebagaimana Allan, Amanda merupakan seorang perempuan cerdas. Bisa dibilang kehidupannya wow, dan mungkin salah satu dari sedikit orang yang paling berjasa untuk Allan.

Amanda sangat senang ketika mendapati Allan menelpon. Saking senangnya, jika Allan ingin menginap di sebuah hotel tapi hotel tersebut penuh, ia akan dengan senang hati mengusir semua orang.

Begitulah rindu bekerja. Bisa bikin seseorang melakukan hal-hal di luar nalar.

#

Allan adalah seorang pensiunan. Tapi uniknya, ia tak pernah kesulitan dengan yang namanya uang. Ia sering mendapat bantuan. Atau lebih tepatnya, setiap bulan, ia pasti mendapatkan banyak bantuan.

Misalnya kini, ketika pandemi covid-19, hampir setiap rumah dan keluarga diberi sembako oleh pemerintah. Satu hal yang membuatku risi. Indonesia sering disebut sebagai negara kaya, tapi nyatanya, bantuan yang sampai ke masyarakat tak mencerminkan sedikit pun kekayaan. Selain itu, bantuan yang diberikan pemerintah itu sering kali tidak tepat sasaran. Jadinya, untuk mendapat sekadar sembako, banyak orang rela pura-pura miskin.

#

Setiap orang pasti punya hewan peliharaan yang sangat dicintai. Begitu pula dengan Allan.

Allan punya seekor kucing yang begitu dicintainya. Ia sangat sayang kepadanya, dan rela melakukan apa pun demi kucingnya. Suatu hari, kucingnya keluar rumah. Tapi anehnya, selang beberapa lama, kucingnya tak kembali. Kucing yang sangat dicintainya itu menghilang.

Persoalan kucing belum selesai ketika ayam ternaknya pun banyak yang hilang. Tapi untuk perkara ayam-ayam yang hilang, Allan tahu siapa biang keladinya. Merekalah rubah-rubah sialan yang selalu mencuri ayam ternaknya.

Allan sangat kesal. Saking kesalnya, untuk melenyapkan rubah-rubah pencuri ayam, ia memilih untuk meledakkan rumahnya. Ketika rumahnya meledak, Allan terpental dari tempat duduknya. Akhir cerita, polisi pun menangkapnya.

Judul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared | Penulis Jonas Jonasson | Penerbit Bentang Pustaka | Tebal 508 hal | Peresensi Alfi Putra Muhammad Fatah | Penyunting Ridwan Malik

Leave a Reply