Dalam novel Norwegian Wood, jelas terlihat bahwa orang Jepang sudah biasa dengan perilaku bunuh diri. Tokoh-tokoh di dalamnya diceritakan gampang sekali bunuh diri. Tak ada angin tak ada hujan, tahu-tahu bunuh diri. Ambil contoh kakaknya Naoko, atau kekasihnya, Kizuki. Di akhir pun diceritakan, Naoko sendiri akhirnya bunuh diri. Kira-kira, jika cerita novel itu terus dilanjutkan, bisa-bisa Watanabe dan Reiko pun ikut bunuh diri.
Tahun 2021, di Jepang, tercatat banyak sekali kasus bunuh diri. Korbannya mulai dari remaja, orang dewasa, sampai orang lanjut usia. Alasan mereka bunuh diri macam-macam. Para remaja biasanya bunuh diri karena alasan khawatir masa depan, atau karena masalah keluarga, dan banyak juga yang karena bullying. Kalau orang dewasa biasanya karena alasan kerjaan yang numpuk, jam kerja yang panjang dan terutama sistem dalam dunia kerja. Sedangkan lansia, biasanya bunuh diri karena alasan kesepian dan atau merasa, tak ada lagi yang ingin mereka capai dalam hidup.
Saking banyaknya kasus bunuh diri, seorang anak muda di Jepang yakni Wataru Tsurumi berinisiatif untuk menulis buku dengan judul Kanzen Jisatsu Manyuaru, atau Panduan Lengkap Bunuh Diri. Tak disangka, buku ini ternyata menjadi best-seller. Buku ini membahas sebelas metode untuk bunuh diri. Mulai dari overdosis, gantung diri, sampai membakar diri.
Di lingkunganku, aku tak pernah mendengar kasus bunuh diri. Biasanya, jika ada orang yang terkena masalah keluarga atau bullying, mereka akan melampiaskannya dengan mabuk-mabukkan, balap motor liar, atau memakai narkoba.
Kupikir, sesulit apa pun keadaan, sehancur apa pun hidup, memilih mati adalah pilihan konyol. Hidup memang keparat, maka tetaplah buas dan beringas.
Judul Norwegian Wood| Penulis Haruki Murakami| Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia| Tebal 423 hal | Presensi Salma Damayanti Khoerunissa | Penyunting Ridwan Malik